PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Cuaca ekstrem kembali melanda perairan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi selama dua hari terakhir membuat aktivitas nelayan lumpuh total.
Tingginya gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2 hingga 3 meter menyulitkan kapal nelayan Pandeglang untuk melaut maupun bersandar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang.
Kondisi ini diperparah dengan posisi TPI yang langsung menghadap laut lepas tanpa pelindung pemecah ombak.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pandeglang, Encep Wa’as mengatakan, cuaca buruk membuat nelayan tidak berani melaut karena risiko keselamatan yang tinggi.
“Sekarang aktivitas nelayan lumpuh, tidak bisa melaut. Gelombang tinggi, bisa sampai 2–3 meter,” kata Encep Wa’as, Rabu 17 Desember 2025.
Ia menyebutkan, sekitar 5.000 nelayan di Kabupaten Pandeglang terdampak langsung kondisi tersebut. Dari total sekitar 10.000 nelayan, sebagian besar terpaksa menganggur karena tidak memiliki mata pencaharian alternatif.
“Kerugian jelas besar. Nelayan kehilangan penghasilan. Dampaknya juga ke pasokan ikan, karena kalau tidak melaut, ikan harus didatangkan dari luar daerah,” ujarnya.
Menurut Encep, kondisi cuaca ekstrem sebenarnya sudah berlangsung sejak empat bulan terakhir, namun saat ini memasuki puncak badai akhir tahun yang dinilai paling berat.
“Ini badai tahunan, tapi kalau akhir tahun biasanya badai dasar, badai besar. Diperkirakan cuaca seperti ini bisa berlangsung sampai Januari,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, Encep meminta kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dapat membangun breakwater atau pemecah gelombang sepanjang sekitar 500 meter di kawasan TPI Panimbang.
Infrastruktur tersebut dinilai penting agar kapal nelayan tetap bisa bersandar dengan aman saat gelombang tinggi.
“Saya berharap di TPI Panimbang dibangun breakwater. Tanpa penahan ombak, gelombang langsung masuk ke muara dan menyulitkan kapal sandar di dermaga,” ungkapnya.
Selain itu, HNSI juga meminta pemerintah menyiapkan solusi sementara bagi nelayan yang menganggur akibat cuaca ekstrem, seperti pengalihan pekerjaan ke sektor lain.
“Minimal ada kegiatan alternatif. Misalnya bantuan becak atau pekerjaan lain supaya nelayan tetap bisa menghasilkan selama tidak melaut,” pungkasnya.
Editor Daru











