PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – BPBDPK Pandeglang siaga cuaca ekstrem menjelang akhir tahun. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang meningkatkan pemantauan wilayah rawan bencana.
BPBDPK tidak hanya menyiapkan personel. Petugas juga memantau delapan titik Early Warning System (EWS) yang tersebar di daerah rawan bencana.
EWS berfungsi sebagai sistem peringatan dini. Alat ini memberikan peringatan potensi gempa bumi, banjir, dan longsor. Peringatan disampaikan melalui sirine dan layar pemantau.
Sekretaris BPBDPK Pandeglang, Nana Mulyana, menyampaikan langkah ini sebagai tindak lanjut informasi BMKG. BMKG memprediksi cuaca ekstrem terjadi hingga awal Januari 2026.
“Beberapa minggu terakhir cuaca di Pandeglang panas. Kondisi ini kemudian disusul hujan lebat disertai petir,” kata Nana, Kamis, 18 Desember 2025.
Menurut Nana, perubahan cuaca tersebut meningkatkan risiko bencana. Risiko paling tinggi terjadi di wilayah dengan saluran air tersumbat dan tumpukan sampah.
“Kondisi ini memicu potensi banjir dan longsor,” ujarnya.
Nana menjelaskan, sebelumnya BPBDPK hanya memiliki dua titik EWS. Titik tersebut berada di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, dan Desa Sidamukti, Kecamatan Sukaresmi.
Kini, BPBDPK mendapat tambahan enam unit EWS. Total EWS yang aktif berjumlah delapan titik.
Sebaran EWS tersebut meliputi wilayah rawan bencana. Di antaranya Kecamatan Panimbang, Kecamatan Sumur, dan Desa Cikiruhwetan, Kecamatan Cikeusik.
“EWS berfungsi memberi peringatan dini melalui sirine saat terjadi bencana,” jelas Nana.
Ia menambahkan, sistem ini membantu masyarakat dan petugas. Evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan terarah.
Selain itu, BPBDPK Pandeglang telah menetapkan status siaga darurat. Status ini berlaku sejak 1 Agustus hingga 31 Desember 2025.
Penetapan status tersebut memungkinkan peningkatan kesiapan personel. Peralatan kebencanaan juga disiagakan secara maksimal.
Nana mengimbau masyarakat tetap waspada. Ia meminta warga berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah.
“Kami mengimbau masyarakat waspada saat perjalanan. Hindari berteduh di bawah pohon dan jauhi wilayah rawan saat hujan deras atau angin kencang,” pungkasnya.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor; Aas Arbi











