CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Kota Cilegon berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Pemerintah Kota Cilegon pun menetapkan target tinggi dalam pelaksanaan imunisasi massal campak Rubela.
Sebanyak 27.130 anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun ditetapkan sebagai sasaran vaksinasi demi mencegah penyebaran campak lebih luas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Ratih Purnamasari, mengatakan, berdasarkan data terbaru terdapat 31 kasus campak positif yang kini mendapat penanganan kesehatan di empat kecamatan.
“Target sasaran (imunisasi campak-red) yang itu 27.130, kalau kasusnya itu ada 31 yang campak positif, yang sekarang semua anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun diimunisasi campak,” kata Ratih usai mengikuti Rapat Koordinasi Pelaksanaan ORI Campak Rubela, Rabu, 29 Oktober 2025.
Pelaksanaan imunisasi massal dijadwalkan berlangsung mulai 13 Oktober sampai 16 November 2025.
Kota Cilegon menjadi salah satu dari tujuh daerah di Banten yang telah berstatus KLB.
Ratih menjelaskan, penetapan KLB diterapkan ketika ditemukan minimal dua kasus positif campak yang memiliki keterkaitan epidemiologis.
“KLB sendiri itu positif dua kasus dengan hubungan epidemiologi atau ada keterkaitan satu kasus dengan kasus lainya, misal satu rumah atau satu sekolah,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa percepatan imunisasi harus diiringi edukasi yang kuat kepada masyarakat agar hoaks soal vaksin tidak menghambat program.
Dinkes Cilegon memastikan, pemantauan lapangan dilakukan sepanjang masa imunisasi agar capaian sesuai target dan penyebaran campak dapat segera dihentikan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, menyatakan bahwa upaya penanggulangan campak tidak hanya bisa dilakukan secara reaktif setelah kasus ditemukan, namun juga harus disertai upaya preventif yang masif.
Menurut Fajar, imunisasi lanjutan menjadi langkah konkret penanganan KLB.
Namun, ia menegaskan bahwa target sasaran anak harus benar-benar tercapai dengan kolaborasi lintas sektor.
“Intinya campak di empat kecamatan sudah KLB, sudah luar biasa, maka perlu ada follow up nya tadi imunisasi berjalan, tapi saya ingatkan ada target target ya maka saya ingatkan agar kolaborasi bareng-bareng, contohnya dengan Binmas Kepolisian. Kadang anak orang itu enggak mau vaksin karena takut jarum, ibunya takut macem-macem,” katanya.
Editor: Agus Priwandono











