JAKARTA – International Tourism Development Corporation (ITDC), pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok, memilih pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai solusi penyediaan energi bagi kawasan seluas 1.200 hektar itu.
“Kami dan Pertamina Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sepakat menyiapkan pembangkit listrik tenaga surya 50 mega watt (MW),” kata Abdulbar Mansoer, Direktur Utama ITDC Mandalika.
Menurut Mansoer, pasokan sebanyak itu cukup untuk hotel, cottage, perkantoran dan restoran di sekitar kawasan. Sisa kapasitas akan disalurkan ke grid PLN untuk menambah pasokan listrik ke Lombok Tengah.
Listrik menjadi persoalan krusial bagi kawasan industri yang membutuhkan energi besar. Saat ini pasokan ke Mandalika cukup dengan lima mega watt, tapi jika seluruh kawasan telah terisi seluruhnya diperlukan energi lima kali lipat, yaitu 25 MW.
“Kebutuhannya 25 MW. Biar aman, kami akan memproduksi 50 MW,” kata Berry, panggilan akrab Abdulbar Mansoer.
PLTS yang akan dibangun merupakan joint venture antara Pertamina EBT dan ITDC Mandalika. Kontribusi ITDC dalam bentuk lahan seluas 40 hektar. Power Purchase Agreement keduanya sudah disepakati.
“Biaya pembangunan PLTS masih dibicarakan kedua pihak, termasuk komposisi saham,” kata Berry. “Perusahaan patungan sudah terbentuk dan pembangunan dimulai.”
Bagi ITDC, penyediaan energi dengan PLTS adalah additional non-core business revenue dan mengoptimalkan ketersediaan lahan di lokasi non-strategis.
Tanpa energi yang cukup, tidak akan mudah bagi ITDC untuk mengoptimalkan kawasan amenitas untuk pengembangan pariwisata. (Kemenpar RI)