SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Jumlah petani di Kabupaten Serang terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, mengalami penurunan sebesar 4,16 persen dari tahun 2013 lalu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Suharjo mengatakan, berdasarkan hasil sensus tani yang dilaksanakan pada tahun 2023, terdapat penurunan petani sebanyak 4,16 persen petani dari jumlah petani sebanyak 50.000 orang pada tahun 2013.
“Ini menjadi persoalan kita petani milenial kian sedikit. Berdasarkan hasil sensus pertanian, tahun 2023 kita turun 4,16 persen selama kurun waktu 10 tahun, dari 2013,” katanya, Selasa 17 Oktober 2023.
Ia mengatakan, banyak sekali yang menjadi faktor yang menyebabkan jumlah petani menurun. Apalagi generasi muda yang ada di Kabupaten Serang.
“Ini banyak faktor karena mungkin lebih tertarik ke perusahaan sehingga tidak melirik pertanian. Didominasi oleh petani yang usianya sudah lanjut, sementara milenial sudah berkurang,” terangnya.
Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan minat pemuda untuk menjadi petani menurun ialah persepsi mereka yang berpikir jika petani seperti halnya petani konvensional.
“Anak mudah masih berpersepsi seperti itu, kotor-kotoran, memanggul cangkul, bawa sabit, padahal ada banyak teknologi canggih sehingga tidak harus kotor-kotoran,” tegasnya.
Padahal menurutnya, petani saat ini justru tidak seperti petani konvensional zaman dulu. Bahkan sudah ada banyak sekali teknologi pertanian yang dapat digunakan untuk bertani.
“Sekarang petani tidak harus memanggul cangkul, kotor-kotoran, tetapi sudah banyak alat teknologi yang bisa digunakan untuk bertani,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya berencana akan memberikan penyuluhan kepada para pemuda agar meningkatkan minat mereka agar menjadi petani.
“Ini tantangan untuk kita memberikan penyuluhan kepada kaum milenial. Nanti akan coba berikan penyuluhan ke milenial untuk bisa bertani,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menilai ada beberapa faktor yang tentunya menjadi penyebab kaum muda enggan untuk menjadi petani.
“Persoalan estafet petani ke generasi selanjutnya ini menjadi permasalahan. Kalau pertanian tidak menjanjikan dari sisi ekonomi anak muda ga mau masuk pertanian,” jelasnya.
Padahal, sektor pertanian memiliki peluang yang cukup besar untuk mengentaskan pengangguran di kabupaten Serang karena ada lahan yang cukup luas dan cakupan tenaga kerja yang cukup banyak.
“Pertanian jadi salah satu solusi yang luar biasa untuk menurunkan pengangguran karena menarik jumlah tenaga kerjanya banyak dan juga turun temurun dan tidak dibatasi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi