SERANG – Kecelakaan tunggal bus Murni Jaya di Jalan Tol Tangerang – Merak KM 63 pada Sabtu (18/3) yang lalu, berbuntut pada ancaman penangguhan izin trayek yang bisa berujung pada pencabutan izin.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten Revri Aroes menilai kecelakaan tersebut sangat fatal, selain membuat 27 penumpang luka-luka, kecelakaan tunggal tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
“Walaupun bus Murni itu kewenangannya ada di pusat untuk mengatur izinnya, tapi kami akan kirim surat ke pusat supaya izinnya bisa ditinjau lagi. Mereka kan lewat jalan provinsi,” ujar Revri, Senin (20/3).
Revri menilai PO Bus Murni Jaya tidak menerapkan standarisasi yang telah ditetapkan dan melakukan hal sesuka hati hingga mengakibatkan kecelakaan yang berujung hilangnya nyawa seseorang
“Mereka ini suka seenaknya saja ketika beroperasi sampai nyawa orang melayang kaya gitu. Makanya kita akan dengan Dirjen Perhubungan Darat terkait kecelakaan kemarin supaya diberikan teguran atau izin trayeknya ditangguhkan,” ujarnya.
Kecelakaan tersebut pun membuat pengguna angkutan umum merasa takut. Salah satu calon penumpang yang di temui di terminal Pakupatan hari ini, Mohamad Faisal menuturkan berdampak pada kepercayaan pelanggan untuk menaiki bus Murni Jaya.
“Jadi sekarang naik bus Murni ya takut kecelakaan lagi. Bus Murni kan terkenal lihai ngebut tapi kemarin mungkin lagi apes,” ujar pekerja alih daya di salah satu perusahaan di Kawasan Modern Cikande.
Karena kecelakaan itu, lanjut Mohamad, kini calon penumpang sering meminta agar laju bus tidak ngebut lagi tapi dalam kecepatan sewajarnya saja. “Namanya juga ibu-ibu pasti suka takut, makannya sekarang kalau naik bus Murni pasti minta jangan ngebut,” katanya.
Pelanggan bus Murni Jaya lainya, Ana Safitri mengungkapkan hal yang sama, namun karena keterbatasan ongkos, mahasiswi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini tetap nekat menaiki bus tersebut meski dengan hati was-was.
“Takut sih takut, tapi mau gimana lagi. Ongkos bus Murni Jaya pas di kantong kalau dibandingin naik yang bus AC, lumayan. Saya biasa naik di depan Kampus Untirta dan turun di Terminal Kalideres. Sekarang sepanjang jalan berdoa terus ya namanya juga jaga-jaga, tapi siapa juga yang mau kecelakaan,” pungkasnya. (Bayu-Ade F)