CILEGON – Guna membangun perekonomian masyarakat di kalangan menengah ke bawah, Pemkot Cilegon melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan (BPMKP) menerapkan pola kredit pinjaman Grameen Bank, yakni program mikro kredit yang memprioritaskan masyarakat miskin yang ingin memulai dan mengembangkan usahanya dengan pola sistem pinjaman berkelompok.
“Dalam satu kelompok itu minimal berjumlah 10 orang dan maksimal 20 orang. Jadi, kalau ada satu anggotanya yang kreditnya macet, maka akan ditanggulangi oleh anggota lainnya,” ujar Kepala BPMKP Cilegon Beatrie Noviana kepada radarbanten.com, minggu (16/2/2014).
Dikatakannya, jenis usaha masyarakat yang memanfaatkan program bantuan permodalan di Unit Pelayanan Teknis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (UPT PEM) di setiap Kecamatan itu beragam. Mulai dari usaha rumahan seperti warung dan produk panganan tradisional.
“Teknisnya gampang, yaitu kelompok cukup melakukan perekrutan dan seleksi anggota, kemudian ajukan proposal, lalu akan dilakukan anilisis dan uji kelayakan kelompok oleh UPT PEM,” jelas Beatrie.
Dalam bantuan permodalan pengembangan dari program satu miliar per kecamatan itu, terangnya, pihaknya menetapkan dua kelompok pinjaman yakni penguatan dan pengembangan usaha dengan masa pinjaman maksimal 2 tahun.
“Untuk penguatan kisaran pinjamannya yaitu antara Rp3 juta sampai dengan Rp5 juta per anggota. Sedangkan untuk pengembangan bisa diatas Rp5 juta,” terangnya.
Saat ini, program yang memberlakukan bunga pinjaman sebesar 6 % itu, katanya, sudah berjalan mulai berjalan di hampir 43 kelurahan se-Kota Cilegon. (Devi Krisna)***