SERANG – Keberadaan dunia maya pada pelaksanaan pilpres menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi memudahkan untuk sosialisasi Pilpres 2014, di sisi yang lain, media sosial yang berisi hujatan kepada kandidat akan menjadikan antusiasme pemilih akan menurun bahkan apatis sehingga memilih golput.
“Media harus dijadikan referensi saja. Sedangkan untuk pilihan, setelah mengkaji visi misi diserahkan kepada pilihan masing-masing,” terang Ketua Divisi Pengembangan SDM KPU Banten Enan Nadia kepada waratwan, Selasa (8/7/2014).
Enan mengatakan bahwa secara pribadi, ia menilai tim pemenangan masing-masing calon banyak mengumbar sisi-sisi negatif pasangan calon. “Secara pribadi melihat pasangan nomor urut satu dan dua banyak yang menyampaikan ketidakbaikannya,” terang Enan.
Enan khawatir, bukannya pemilih menjadi antusias menentukan pilihannya, alih-alih malah mengakibatkan calon pemilih menjadi antipati dan malah memilih golput. “Saya pribadi membaca itu. Ketika membaca kemudian membuat orang jengah, antipati, terhadap penyelenggaraan pemilu. Saya khawatir mereka (pemilih-red) surut dan tidak ingin memilih,” pugnkasnya.
Sebelumnya, KPU Banten telah menargetkan angka partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 ini sebesar 80 persen. KPU Banten optimis bahwa tingkat partisipasi pemilih akan naik seiring antusiasme pemilih yang ingin memilih presiden secara langsung.(Wahyudin)