SERANG – Kepala Dinas Kebudayaan dan Patriwisata (Disbudpar) Provinsi Banten Opar Sohari mengakui infrastruktur penunjang pariwisata di Banten, seperti akses jalan ke objek wisata di Banten Selatan, belum baik. Begitu pula untuk pengembangan pariwisata, masyarakat dan pemangku kepentingan kepariwisataan belum padu.
“Kita akui memang seperti itu. Untuk itu (keterlibatan) instansi lain diperlukan, misalnya soal jalan di DBMTR (Dinas Bina Marga dan Tata Ruang), transportasinya Dishub, dan sektor lainnya,” kata Opar pada acara pertemuan pelaku pariwisata di Kota Serang, Sabtu (13/2/2016).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Destinasi dan Industri Kementerian Parawisata (Kemenpar) Dadang Rizki mengungkapkan, pembangunan infrastruktur jalan, terutama jalur pariwisata di Banten Selatan yaitu Kabupaten Pandeglang dan Lebak masih belum baik. Hal tersebut mengakibatkan jumlah wisatawan yang datang masih minim. “Banten lemah infrastruktur, bahkan menurut pengamatan dan pengalaman saya, sejak tahun 70-an jalan menuju ke Bayah, pantai Sawarna masih hancur. Dua kabupaten tersebut memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Di Pandeglang sendiri terdapat Tanjung Lesung yang telah mendapat status Kawasan Ekonomi Khusus sejak tahun 2015 lalu. Di kabupaten Lebak ada Pantai Sawarna yang berpotensi menjadi wisata yang sangat berkembang,” katanya.
Rizki menambahkan, untuk pengembangan pariwisata, selain harus memperhatikan infrastruktur, pemerintah harus memperhatikan unsur lainnya, misalnya sumber daya manusianya. “SDM merupakan bagaikan lain yang penting dalam pengembangan kepariwisataan. Untuk itu perlu diperhatikan,” ujarnya. (Bayu)