Cerewet
Cerewet telah menjadi bakat Anis (42), nama samaran, sejak kecil. Bakat itu melekat sampai tua, hingga membuat Asep (46) kerepotan. Bagaimana tidak, cerewetnya Anis telah mengakibatkan banyak jatuh korban perasaan. Gara-gara itu, Asep terpaksa harus sering meminta maaf kepada para korban Anis.
Lalu siapakah para korban itu? Mereka tidak lain adalah para pelanggan Asep dan Anis. Pasangan ini berprofesi sebagai pedagang sayur. Anis berdagang di pasar sementara Asep berdagang keliling. “Mereka yang di-bully Anis adalah para pelanggan kami sendiri,” kata Asep di Pengadilan Agama.
Menurut Asep, bisnis dagang sayuran yang tengah mereka geluti berasal dari pengembangan usaha sayuran Asep. Telah belasan tahun Asep menjadi pedagang sayur keliling. Bisnisnya berjalan cukup lancar sehingga ia bisa menyewa kios dan berdagang di pasar tradisional. “Sebelum bertemu dengan Anis, saya sudah berdagang sayur keliling. Alhamdulillah karena banyak pelanggan, bisnis saya bisa berjalan lancar,” ujarnya.
Modal utama Asep selama berdagang adalah murah senyum dan sopan. Apalagi terhadap pelanggan, Asep memiliki kebijakan yang menggiurkan. “Untuk pelanggan setia, saya suka kasih keringanan dalam pembayaran. Kalau ada yang hutang, bayar dicicil juga tidak ada masalah,” tutur Asep.
Sayang hal ini tidak dilakukan Anis. Sebab selama berdagang di pasar, Anis yang cerewet kerap mengeluarkan kalimat menyakitkan. “Dia itu kalau ngomong suka asal jeplak. Enggak pernah mikirin perasan yang beli. Padahal pembeli kan sumber penghasilan kami,” jelasnya.
Apalagi kalau yang beli adalah pelanggan yang memiliki utang. Anis akan bicara seenak mulutnya sendiri. “Nasib yang beli pasti ketahuan deh, di-bully habis-habisan oleh Anis,” tutur Asep.
Perilaku Anis, dikeluhkan banyak pelanggan Asep. Mereka kerap curhat tentang mulut kasar sang istri di sela-sela dirinya berjualan. “Kalau saya sedang jualan, banyak yang curhat kepada saya tentang gimana Anis berbicara kejam. Saya kan sering enggak enak hati jadinya,” jelas Asep.
Korban Jadi ‘Teman’
Bahkan pada suatu hari, Asep mendapati jika istrinya terlibat adu mulut dengan Siska (32), seorang janda yang tinggal di kampung sebelah. Siska sampai pulang dalam keadaan menangis gara-gara habis di-bully Anis di pasar. “Saya di kasih tahu salah satu pelanggan, kalau tetangganya sampai dibuat nangis oleh Anis. Makanya saya jadi enggak enak,” aku Asep.
Saat ia datangi Siska, Asep langsung meminta maaf sebesar-besarnya. Lalu ia menanyakan tentang perkataan Anis yang telah menyakiti hati Siska. Ternyata bully-an Anis saat itu memang menyakitkan. Siska disebut janda tidak laku yang gemar berhutang kemana-mana. Anis berbicara seperti itu lantaran tahu jika utangnya kepada Asep cukup banyak. “Siska itu pelanggan lama saya. Dia memang sering ngutang, lalu bayarnya nyicil. Saya kasihan kepadanya, karena dia kan single parent. Jadi dia harus susah payah untuk menghidupi anak-anaknya. Makanya saya perbolehkan dia bayar dengan menyicil,” jelasnya.
Gara-gara kejadian itu, Siska mengaku sedih kepada Asep. Sang janda pun kemudian curhat banyak kepada Asep. Lambat laun, Siska ketagihan untuk curhat kepada Asep. Sebab Asep pendengar yang baik, keberadaan Asep membuat Siska nyaman. “Setiap saya melintasi rumahnya, dia sering undang saya ke rumahnya. Lalu kami ngobrol-ngobrol banyak hal. Kebanyakan ya tentang nasib dia,” katanya.
Hanya saja, tanpa terasa timbul rasa antara Siska dan Asep. Mereka pun terlibat HTI alias hubungan tanpa ikatan. Asep menyimpan rasa kepada Siska, begitu pula sebaliknya. Keduanya menyadari tentang rasa saling suka itu, namun tidak satu pun dari mereka yang mau membuka pembicaraan awal.
Kabar kedekatan Siska dan Asep menyebar. Anis pun mendengar tentang hal tersebut. Gara-gara ketahuan, terjadilah pertengkaran hebat antara Asep dan Anis. Sang istri bahkan mendatangi Siska, dan adu mulut pun kembali terjadi. “Sudah kesal karena kejadian di pasar, ditambah lagi dengan Siska dioncog oleh Anis. Keadaan jadi semakin runyam waktu itu,” terangnya.
Tanpa diduga, Anis serius menyikapi perselingkuhan tanpa ikatan mereka. Anis datang ke Pengadilan Agama dan melayangkan gugatan cerai. Asep pun menjadi panik, sebab meskipun ia kesal dengan tingkah Anis, namun ia sayang kepada istrinya itu. “Gimana-gimana pun, Anis ibu dari anak-anak saya,” jelasnya.
Karena itu, Asep meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perselingkuhan itu. Namun Anis yang juga memiliki hati keras, sulit menerima permintaan maaf Asep. “Maaf saya dibilangnya hanya di mulut. Padahal saya serius,” terangnya.
Untung, para hakim tengah mengupayakan dikembalikan keutuhan rumah tangga Asep dan Anis. Semoga pasangan ini bisa segera kembali utuh, kita doakan saja ya. (Sigit/Radar Banten)