SEBANYAK 1.375 penari topeng Klono Bapang Wonderful Indonesia bergoyang memeriahkan pembukaan konferensi Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Malang, dan Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat sebagai tari topeng lokal terbanyak dalam sejarah.
Tarian dipentaskan di lapangan di tengah kota Malang, yang pada Jumat (1/4/2016) merayakan ulang tahun ke-102. Penari topeng adalah siswa-siswi SMP, SMA, dan mahasiswa dari seluruh daerah di Malang.
Mereka mengenakan topeng Klono Bapang warna merah, berhidung panjang, berpakaian khas lengkap, dan menari selama tujuh menit. Tarian menyimbolkan pertempuran Klono Sewandono dan Panji Asmorobangun.
Banyak orang menyebut Tari Topeng Klono Bapang adalah tari topeng Malangan. Ni Wayan Giri Adnyani, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, mengatakan; “Tarian ini identitas Malang.”
Menurutnya, atraksi kolosal ini juga upaya memperkenalkan kesenian Malang ke dunia luar, terutama wisatawan mancanegara.
Kemenpar, menurut Ni Wayan Giri, mendukung perhelatan ini karena Malang sedang menjadi tuan rumah ICCC. Sebagai hasil Creative Cities Conference di Bandung tahun 2014, setiap kota harus melakukan pemetaan potensi sumber daya orisinal yang dimiliki, dan ditampilkan.
“Orisinalitas setiap daerah adalah heritage, dan potensi unggul untuk menjadi destinasi wisata,” kata Ni Wayan Giri. “Setiap kota di Indonesia punya daya pikat jika dikembangkan.”
Selain tari Topeng Klono Bapang yang kolosal, ICCC di Malang juga dimeriahkan lima event; Festival Hackathon, Malang City Expo, Festival Mural, Festival Kuliner, dan Fashion On The Street. (Kemenpar RI)