CILEGON – Pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU) dipastikan akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi terutama di empat kecamatan yang dilalui. Antara lain, Kecamatan Jombang, Cibeber, Purwakarta, dan Grogol. Pemkot pun sudah menggelar karpet merah bagi investor khususnya industri padat karya untuk berinvestasi di sekitar JLU.
Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Sumber Daya Alam (SDA) Infrastruktur dan Wilayah pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sabri Mahyudin mengatakan, berdasarkan rencana, akses JLU memang disiapkan untuk industri padat karya. “Kalau industri padat modal, kan sudah ada mulai dari Merak hingga Ciwandan. Tinggal bagaimana kita menyiapkan tempat untuk industri padat karya di JLU,” kata Sabri kepada Radar Banten di kantornya, Jumat (7/4).
Sabri menjelaskan, JLU memiliki panjang sekira 12,3 kilometer. Mulai dibuka di Jalan Bojonegara, Kecamatan Jombang, hingga berakhir di sekitar Jalan Cikuasa Atas, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol. Lahan yang akan dilintasi diperkirakan mencapai 35 hektare. “Luas jalannya 20 meter. Kita akan buat dua jalur, masing-masing jalur tujuh meter, ditambah trotoar kanan kiri masing-masing dua meter dan median jalan dua meter,” jelasnya.
Rencananya, kata Sabri, Pemkot menyiapkan lahan untuk industri padat karya sekitar 50 hektare. Nanti lahannya bisa berada di sebelah kiri atau kanan JLU. “Lahan untuk industri padat karya sudah masuk dalam rencana tata ruang. Sekarang tinggal tahap realisasinya saja. Kami persilakan para investor untuk masuk,” jelas Sabri.
Kata Sabri, yang jelas tujuannya dibangunnya JLU selain untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di jalan protokol, juga untuk menekan angka pengangguran di Kota Baja. “Kalau industri padat karya, kan bisa menyerap tenaga kerja banyak dan itu yang menjadi harapan Pak Wali,” imbuhnya.
Kepala Disdagperin Cilegon Tb Dikrie Maulawardhana malah mengaku belum tahu apakah sudah ada investor yang melirik atau belum dengan lahan industri padat karya yang disiapkan di akses JLU. “Saya belum tahu karena sampai saat ini kita sendiri belum tahu letak tata ruang wilayahnya di mana,” kata Dikrie.
Kabid Investasi pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Luhut Malau menambahkan, hingga triwulan pertama 2017 belum ada investor yang berminat berinvestasi industri padat karya di JLU. “Mungkin karena infrastrukturnya belum jadi,” terang Luhut.
Luhut menjelaskan, industri padat karya yang diharapkan masuk ke JLU adalah yang mampu menyerap tenaga kerja banyak. Seperti pabrik garmen, tekstil, kuliner, dan pelaku-pelaku bisnis yang memang bisa memberdayakan masyarakat. “Kalau yang sekarang ada, kan industri padat modal yang menggunakan teknologi cara kerjanya,” jelas Luhut. (Umam/Radar Banten)