CARENANG – Gerimis disertai petir di Serang Timur, kemarin (3/5), menjadi petaka bagi Memed (49). Petani asal Desa Ragasmasigit, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, itu tewas tersambar petir. Memed menjadi korban ketika mencangkul sawahnya di Desa Ragasmasigit. Sebelum gerimis turun, korban ditemani petani lainnya mencangkul sawah.
Petani yang menemani Memed berhenti mencangkul ketika gerimis turun. Namun, Memed tidak. Korban tetap meneruskan pekerjaannya.
“Kalau yang lainnya pada berteduh di gubuk,” kata Kepala Desa Ragasmasigit Fadli kepada Radar Banten melalui telepon seluler.
Memed disebutkan tidak mempedulikan suara petir menggelegar. Akibatnya, korban tersambar petir. Memed tewas seketika. Petani lain yang sedang berteduh di gubuk langsung menghampiri jasad Memed. “Kejadiannya sekitar pukul 11.50 WIB,” jelas Fadli.
Fadli menjelaskan, di Desa Ragasmasigit, Memed tinggal bersama kedua anaknya. Istri dari lelaki asal Desa Pemanuk, Kecamatan Carenang, itu masih di Arab Saudi, menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).
Jasad Memed dibawa petani dan warga Desa Ragasmasigit ke rumah orangtua korban di Desa Pemanuk. Korban tidak dibawa ke rumahnya karena tidak ada keluarga korban yang bisa mengurus jasadnya. “Kayanya dikuburkan di Desa Pemanuk,” kata Fadli.
Fadli merasa aneh dengan kematian Memed. Soalnya, ia tidak melihat luka bakar pada jasad Memed. “Biasanya kan kalau kesambar petir itu tubuhnya biru,” pungkasnya.
Kapolsek Carenang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agus Supriyadi membenarkan jika ada warga di wilayah hukumnya yang tewas tersambar petir. “Iya, tadi (kemarin-red) siang. Anggota kami sudah ke TKP (tempat kejadian perkara),” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler. (Rozak/Radar Banten)