SERANG – Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang wajib bagi para penulis. Begitu juga bagi para penulis muda Banten, mereka harus selalu menyempatkan diri untuk membaca soal apa pun, agar dalam membuat sebuah tulisan lebih kaya dan tidak monoton.
Hal tersebut diungkapkan oleh Poetry Ann, penulis cerita fiksi dan Dari Pamungkas, penulis sekaligus wartawan zetizen Radar Banten.
“Baca buku bagi seorang penulis itu seperti amunisi. Bahan yang kita dapat untuk menulis jadi lebih beragam dan lebih berimbang. Dari bacaan, saya jadi memahami banyak hal. Jadi tahu berbagai pandangan akan suatu hal dari berbagai orang. Jadi bisa bersikap lebih bijak saat mendapati sebuah tulisan yang saya anggap pandangannya berlawanan dengan saya,” terang penulis novel I Love You Bu Nurlia ini, Minggu (16/7).
Penulis muda yang juga selalu berfikir aneh-aneh ini menyebut membaca dapat memengaruhi tulisan. Secara sadar, jelas Ann, biasa ia disapa, berusaha untuk tidak menulis sesuatu yang sifatnya tendensius dan provokatif.
“Di luar itu, diksi-diksi yang saya gunakan saat menulis juga jadi lebih kaya. Jadi nggak berputar-putar di situ-situ aja. Ketika mau menulis terkait satu tema misal, saya bisa memetakan mana saja yang penting untuk dimasukkan ke dalam tulisan itu, mana saja yang nggak,” paparnya.
Setiap hari, Poetry Ann mewajibkan dirinya ntuk membaca, tidak melulu berupa buku, seperti koran, majalah, atau artikel di situs online pun bisa menjadi alternatif refrensk bacaan. “Asal bukan berita-berita hoax aja,” imbuhnya.
Ia mengatakan sebuah tulisan atau menulis tanpa memperkaya diri dengan membaca itu akan berpengaruh pada tulisan yang terkesan sempit.”Nanti tulisan-tulisan yang ditulisnya bakal garing dan sempit,” pungkasnya.
Hal senada diutarakan oleh Daru Pamungkas, penulis buku Tahu Bulat ini menganalogikan membaca seperti makan. Apabila manusia tidak makan, tidak ada energi, lemas dan lama kelamaan mati kelaparan. Begitu pula menjadi seorang penulis, kata mahasiswa UIN Banten ini harus banyak membaca buku agar kualitas tulisannya semakin berkembang. “Penulis kalau engga baca buku tulisannya mandek dan tidak akan berkembang,” paparnya, Minggu (16/7).
Manfaat membaca bagi relawan Runah Dunia ini sangat membantu dalam proses menulis. Terlebih saat ini, ia harus menulis dua halaman Love Story setiap harinya agar menambah efisiensi waktu menulis, ia pun mewajibkan dirinya untuk membaca apa pun itu.
“Sebelum saya benar-benar kecanduan membaca, untuk membuat dua halaman tulisan saya membutuhkan waktu empat jam. Tapi setelah rutin membaca, saya bisa menyelesaikan dua halaman hanya dalam waktu satu jam bahkan tiga puluh menit,” imbuhnya.(Anton Sitompul/antonsutompul1504@gmail.com).