Banyak orang memandang limbah, barang bekas dan sejenisnya sebagai sampah yang tak berguna. Namun, semua menjadi beda di tangan kedua siswa sekolah Santa Laurensia, Samuel Benedict dan Christopher Richard, yang memanfaatkan rambut sisa cukuran menjadi bahan campuran cat yang dapat melindungi besi dari karat.
SISWA yang duduk di kelas XII SMA Santa Laurensia tersebut memang cukup kreatif, penemuannya tersebut menghasilkan formula hebat yang bisa mendukung industri cat tanah air.
Proyek penemuannya tersebut dikerjakan bersama sahabatnya Christoper Richard sejak tahun 2016 lalu. Terinspirasi dari banyaknya sampah dan limbah rambut yang sering dilihatnya di barber shop tempatnya bercukur.
Dari ide brilian tersebut lantas, Samuel dan Christoper menjaring sejumlah informasi soal rambut melalui berbagai literasi seperti internet dan lainnya.
”Ide ini memang muncul dari keprihatinan kami berdua terhadap limbah rambut yang ternyata menyimpan kandungan karetin yang mengandung ikatan disulfida yang kuat terhadap asam, sehingga cocok sebagai bahan yang dapat melindungi dari karat,” tutur Samuel, Kamis (26/10).
Dengan literasi yang lengkap, dan bahan baku yang banyak dikumpulkan dari sejumlah salon, keduanya memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut dengan bantuan financial orang tua dan dukungan pihak sekolah.
Samuel menjelaskan, untuk keratin menjadi bahan baku cat anti korosi, ada sejumlah tahap yang harus dilalui oleh kedua anak muda ini. Di antaranya, limbah rambut diekstraksi dulu dari berbagai pelarut sebelum menjadi ekstrak keratin yang berwarna kuning. Setelah itu, keratin dicampurkan dengan bahan-bahan pembuat cat lainnya. Sampai ke tahap praktik, cat yang sudah jadi kemudian di oleskan ke plat besi serta direndam dalam asam selama kurang lebih dua Minggu dengan mengamati sejumlah pengamatan seperti observatif, massa, dan kekuatan.
Dari semua rangkaian uji coba tersebut, ternyata proyek penemuan keratin dari limbah rambut berhasil membuat plat besi terhindar dari karat. ”Saya juga menjamin campuran cat yang ditambahkan formulasi karetin dari ekstrasi rambut manusia itu menjadikan besi, alumunium, zink dan bahan lain yang yang dicat akan menjadi lebih baik,” jelas Samuel.
Sebenarnya, lanjut dia, bukan hanya secara fungsinya saja tapi secara kimiawi cat dengan campuran karetin rambut ini juga lebih optimal saat diaplikasikan di setiap media cat, dan hasil dari pengecatan juga terlihat lebih baik.
Hingga saat ini, dirinya bersama rekan-rekannya terus mengembangkan formulasi tersebut, untuk diaplikasikan pada bahan-bahan lain, termasuk usaha membuat patennya. Melihat karya dan potensi yang dimiliki kedua siswanya itu, pihak sekolah Santa Laurensia belum lama ini juga mengikusertakan keduanya di ajang Genius Olympiad 2017 di Oswego, USA pada Juli 2017 lalu.
Keduanya, juga berhasil menyabet medali emas dalam ajang bergengsi tersebut, dan mengungguli ribuan peserta olimpiade dan 360-an peserta beregu yang berasal dari 73 negara di dunia.
Dirinya percaya akan sebuah komitmen dan fokus yang menghantarkan penemuan dan proyek ini mendapatkan begitu banyak atensi yang luar biasa, termasuk raihan prestasi mendali emas di ajang internasional tersebut.
”Sekali lagi terima kasih atas semua dukungannya, dan semoga ini bisa menjadikan spirit anak muda lainnya di Indonesia dalam bermimpi dan berinovasi,” tutup remaja kelahiran Tangerang, 17 Agustus 2000 itu. (ADE Maulana/RBG)