SERANG – Atlet atletik putri Banten yang tergabung dalam program pelatda jangka panjang (PJP) KONI Banten 2017, Maesaroh sukses mengukir sejarah pada keikutsertaannya pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Senior 2017. Mae–sapaan akrab Maesaroh–berhasil merengkuh medali perunggu dari nomor lompat jauh pada lomba yang dilangsungkan di lapangan atletik Universitas Negeri Jakarata (UNJ), DKI Jakarta, Rabu (6/12).
Mae meraih medali perunggu di nomor lompat jauh dengan mencatat lompatan sejauh 5,08 meter. Medali emas direbut atlet senior Maria Londa (Bali) dengan catatan lompatan sejauh 5,95 meter, dan medali perak menjadi milik Nova (Bangka Belitung) dengan lompatan 5,09 meter. Dengan hasil ini, tim atletik Banten sementara ini mengoleksi satu perunggu.
Ketua Harian Pengprov PASI Banten Asep Suhara mengaku terkejut dengan prestasi yang diraih Mae. Bersaing dengan atlet papan atas atletik Indonesia, atlet asal Pandeglang tersebut mampu mengukir sejarah.
“Ini sejarah tersendiri bagi kami (PASI Banten) dan Mae. Secara usia, Mae (19 tahun) masih kategori atlet junior. Tapi, dia mampu bersaing dan menyejajarkan diri di atas podium juara dengan atlet-atlet senior papan atas Indonesia. Di dunia atletik, siapa yang tidak mengenal Maria Londa dan Novi. Tidak hanya berjaya di Indonesia, tapi mereka sudah menembus persaingan Asia. Saya sampai merinding dan tidak percaya dengan torehan prestasi Mae. Dia sukses mengukir sejarah untuk atletik Banten,” kata Asep terbata-bata ketika dihubungi melalui sambungan telepon seluler miliknya, Rabu (6/12) sore.
Asep menambahkan, apa yang diraih Mae merupakan bentuk konsistensi dan keseriusan pembinaan yang dilakukan PASI Banten. “Kalau ditangani pelatih yang benar dan program yang tepat, insya Allah, akan melahirkan atlet berprestasi. Kami tahu betul siapa itu Mae karena dia didik dari nol. Ini modal berharga kami menuju PON XX Papua 2020. Kalau sebelumnya kami hanya mengandalkan Budiman Holle, sekarang kami punya Mae. Mudah-mudahan ada potensi lain yang muncul nantinya,” imbuhnya.
Pelatih Atletik Banten Wahyudi Setiawan mengaku bangga dan gembira atas keberhasilan Mae meraih medali perunggu karena dari awal tidak ada target khusus yang dibebani. “Sekarang Mae sudah bisa berada di podium bersama Maria Londa yang merupakan eks atlet Olimpiade 2016 dan juara bertahan Asian Games 2014. Jadi, secara penampilan kami sangat bangga dengan pencapaian Mae. Dia tidak panik walau harus bersaing dengan Maria Londa,” kata pria yang akrab disapa Yudi, kemarin sore.
Tim atletik Banten, lanjutnya, masih memiliki peluang untuk menambah pundi-pundi medali. Mengingat pada kejurnas ini Banten mengirimkan 16 atlet putra dan putri. Mereka ialah Syifa Nabila (lontar martil), Gunawan (lari 3.000 meter dan 5.000 meter putra), Ahmad Rojali (lempar lembing), Siti Junenah (lompat tinggi), M Yusuf (lompat tinggi), Ajat Supriajat (lompat jauh putra), Zaenal Fanani (lari 5.000 dan 10.000 meter putra), Yvone Hilary Beti (lari 800 dan 1.500 meter putri), Juneta (lari 1.500 meter putri), Febriatna (lari 400 meter putra), M Adit (lompat tinggi), Noer Septyani Rahayu (lompat tinggi putri), Ukoni (lompat tinggi), M Romli (lompat jauh), dan Anniesha Septriana (lempar lembing).
“Mae masih akan tampil lagi di nomor andalannya, yaitu lompat jangkit. Mudah-mudahan di nomor ini Mae tampil maksimal dan meraih medali emas,” harap pria asal Jember, Jawa Timur ini.
Mae mengaku puas dan masih tak percaya kalau ia mampu bersaing dan berada di podium bersama atlet elite nasional. “Jujur, saya sampai nangis dan tidak percaya akan capaian ini karena lawan saya di final salah satunya Mbak Maria Londa yang merupakan atlet atletik senior dengan pengalaman internasional. Saya sendiri mengidolakan Mbak Maria Londa dan hanya melihat di televisi saja selama ini. Sekarang bagaikan mimpi saya bisa berada di atas podium yang sama. Ini akan menjadi motivasi saya untuk meraih yang lebih baik ke depan,” ujarnya. (Andre AP/RBG)