SERANG – Hingga akhir tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten diprediksi mencapai 5,89 persen. Hingga triwulan III, pertumbuhannya mencapai 5,76 persen. Lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Banten Rahmat Hernowo saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Banten di KPw Bank Indonesia Provinsi Banten, Curug, Kota Serang, Senin (10/12).
“Perbaikan kinerja ekspor dan masih tingginya level konsumsi masyarakat sepanjang tahun menjadi motor utama penggerak perekonomian Banten pada 2018,” katanya.
Menurutnya, tingkat kestabilan harga di Provinsi Banten hingga November juga terpantau baik pada kisaran inflasi sebesar 2,8 persen year to date (ytd) dan diperkirakan akan bergerak dalam range target sebesar 3,5+1 persen pada akhir 2018. Kelancaran pasokan komoditas bahan makanan sepanjang tahun dan sinergi antarinstansi dalam pelaksanaan program utama TPID yang semakin baik.
“Ini menjadi kunci sukses pengendalian harga di Provinsi Banten 2018,” katanya.
Ia mengungkapkan, ketidakpastian ekonomi global akan mendatangkan sejumlah gelombang tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai dalam perekonomian domestik dan regional pada 2019 mendatang. Untuk itu, sinergi semua stakeholder juga diperlukan dalam mengarahkan bahtera kembali ke dalam sisi pertumbuhan. Ketahanan menjadi hal yang tidak bisa ditawar dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Penguatan ketahanan ekonomi domestik dan regional dapat diperkuat melalui perbaikan transaksi berjalan melalui peningkatan produktivitas dan daya saing di sektor manufaktur dan pariwisata.
“Tingkat inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil, defisit fiskal dalam batas aman dan stabilitas sistem keuangan dan pembayaran yang terjaga. Ini turut menjadi faktor yang dapat mengarahkan perekonomian pada sisi pertumbuhan yang lebih baik,” katanya.
Ia menjelaskan, risiko dan tantangan ekonomi global dan domestik pada 2019 diperkirakan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Banten. Dari sisi eksternal, pergerakan harga minyak dunia dan potensi perang dagang Amerika-Tiongkok diperkirakan dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
“Kalau ekonomi China turun satu persen, ekonomi Indonesia juga akan turun lebih dari satu persen,” jelasnya.
Kata pria yang biasa disapa Wowo menambahkan, pertumbuhan ekonomi Banten pada 2019 diproyeksikan berada pada rentang 5,6-6,0 persen. Sementara inflasi masih akan berada pada kisaran targetnya, yaitu 3,5 persen. “Pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih kuat dan kondusif. Selain itu, inflasi tetap terjaga dalam sasaran target,” katanya.
Ia optimistis perekomonian Banten bisa tumbuh baik. Itu karena Provinsi Banten memiliki potensi dalam mendorong peningkatan ketahanan ekonomi nasional dan turut serta dalam perbaikan transaksi berjalan pada 2019. Selain itu, Banten memiliki basis industri hulu yang kuat dengan berkembangnya industri logam dan kimia dasar. “Dari sisi infrastruktur, tingkat konektivitas Provinsi Banten juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan provinsi lain,” katanya. (Susi K/RBG)