TANGERANG – Ratusan narapidana (Napi) wanita di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas IIA Kota Tangerang melaksanakan pemungutan suara di Lapas, Rabu (17/4). Tak seperti biasanya, di lapas yang berada di Jalan M Yamin itu terlihat berbeda, lantaran para penghuni lapas mengenakan pakaian adat.
Pantauan Radar Banten, ratusan napi wanita mengenakan kebaya untuk memperingati Hari Kartini. Sebagian napi mengenakan kostum kebaya wanita, sebagian lagi didandani berbusana pria. Tak hanya napi wanita yang menyalurkan hak suaranya, para petugas tempat pemungutan suara (TPS) di lapas tersebut juga menggunakan pakaian adat Baduy.
Kepala Lapas Wanita Kelas IIA Kota Tangerang Herlin Candrawati mengatakan, pemungutan suara yang dilakukan tahun ini berbeda dari biasanya. ”Kami mengusung tema budaya Banten dan RA Kartini, jadi mereka (napi dan petugas TPS) memakai pakaian adat,” katanya kepada Radar Banten, Rabu (17/4).
Herlin mengungkapkan, untuk petugas pihaknya memakai pakaian adat Baduy, sementara para napi wanita memakai pakaian adat dari berbagai daerah. ”Kami (petugas lapas-red) memakai pakaian adat Baduy. Ini untuk menyesuaikan tempat dan budaya di sini. Kalau napi pakaiannya ada dari daerah-daerah lain juga,” jelasnya.
Selain mengusung tema budaya lokal, TPS Khusus ini juga mengusung tema Hari Kartini, yang mana para pencoblos yang hadir menggunakan pakaian adat dari beberapa Daerah. ”Karena bulan ini juga kita akan merayakan Hari Kartini jadi kami sekalian mengusung tema Kartini, tapi itu khusus untuk warga binaan. Mereka kami minta untuk memakai pakaian adat, juga sebagai hiburan buat mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, Herlin menyebutkan ada sebanyak 141 napi wanita yang memiliki hak suara pada pesta demokrasi lima tahunan ini. ”Kami harap semua penghuni lapas dapat menyalurkan hak suaranya,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu penghuni lapas yang enggan menyebut namanya menganggap pelaksanaan pemungutan suara itu sangat baik. Terlebih pelaksanaannya juga dilakukan dengan konsep memakai pakaian daerah. ”Dengan ini kami bisa menyalurkan hak suara kami, untuk pakaian adat yang dipakai ini juga bisa menjadi hiburan tersendiri bagi kami,” ungkapnya. (one/asp/sub)