SERANG – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah diserang hoax menyebar di jejaring WhatsApp dan media sosial. Kondisi itu dinilai merugikan Tatu yang akan maju sebagai petahana pada Pilkada 2020 Kabupaten Serang.
Hoax yang mulai itu, di antaranya berkaitan dengan memorandum of understanding (MoU) antara Pemkab Serang dengan Pemerintah Kota Lenfin, Tiongkok pekan lalu. Penandatanganan kerja sama dituding sebagai kerja sama pengiriman tenaga kerja asing (TKA).
Selain itu, beredar pula isu soal kerja sama dengan Pemkot Lenfin untuk mempersulit perizinan klinik di Kabupaten Serang, dimana klinik harus melakukan kerja sama dengan China. Pemkab Serang melalui Diskominfosantik memastikan bahwa seluruh isu yang beredar di WhatsApp dan medsos itu bohong alias hoax.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Serang Anas Dwi Satya menegaskan bahwa isu negatif yang beredar soal Pemkab Serang adalah hoax. Dijelaskan Anas, soal kerja sama Pemkab Serang dengan Pemkot Lenfin baru sebatas MoU, belum ada kerja sama yang mengikat. Sesuai pernyataan Bupati, lanjut Anas, kerja sama dengan Pemkot Lenfin difokuskan pada empat bidang, yakni pariwisata, industri, pertanian, dan pendidikan.
“Tidak ada kerja sama soal TKA. Soal TKA ini kewenangan pemerintah pusat. Apalagi soal izin klinik, itu sangat tidak benar. Kerja sama yang dilakukan terkait hal-hal positif, dan jika berlanjut, harus dirinci melalui perjanjian kerja sama,” jelas Anas membantah isu yang beredar di medsos dalam siaran pers, Senin (12/8).
Senada disampaikan Ketua Forum Ulama Kabupaten Serang KH A Khudori Yusuf yang menilai ada penggiringan opini negatif terhadap Bupati. Ia pun menerima isu yang diduga hoax itu dari jejaring WhatsApp. “Ibu Tatu ini dekat dengan ulama. Kami yakin beliau tidak akan mengambil kebijakan yang merugikan masyarakat,” ujarnya.
Secara agama, menurutnya, sebagai makhluk yang diberikan akal maka ketika mendengar berita dari siapa pun harus hati-hati dan melakukan proses seleksi atau menyaring. “Jika kita bagikan tanpa proses, itu salah. Alquran mengajarkan agar kita tidak terjebak dalam kebohongan, dan harus selalu muhasabah,” pesannya.
Ia pun menilai, hoax juga sudah memecah belah masyarakat pada saat pemilihan presiden (pilpres). Padahal menurut Alquran, kata Khudori, dalam surat An-Nur ayat 11 bahwa pembawa berita bohong akan diberikan azab yang besar. “Kami para ulama mengajak masyarakat untuk selalu menyaring informasi dengan baik. Jangan mudah terprovokasi isu hoax,” imbaunya. (zai/ags)