SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Serang terendam banjir akibat curah hujan yang dangat tinggi beberapa hari terakhir. Akibatnya, tanaman padi yang ditanam tersebut berpotensi mengalami penurunan kualitas bahkan mengalami puso.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Yuli Saputra mengatakan, pihaknya telah menghimpun adanya laporan lahan pertanian yang terendam banjir. Lahan pertanian tersebut berada dua kecamatan yakni Kecamatan yakni Kecamatan Tunjung Teja, Pamarayan, dan Kecamatan Kopo.
“Laporan sementara yaitu di Kecamatan Tunjung Teja, Pamarayan dan Kecamatan Kopo dengan total luas lahan mencapai 165 hektare,” katanya Minggu 5 Mei 2024.
Ia mengatakan, di Kecamatan Tunjung Teja sendiri menjadi wilayah yang paling banyak sawahnya terendam banjir. Di mana ada sebanyak dua desa yang terdampak yakni desa Kemuning dan Desa Bojong Menteng dengan total luas lahan mencapai 125 hektare.
“Untuk Kecamatan Kopo ada di satu desa luasnya 15 hektare, dan di Pamarayan 1 Desa, luasnya kurang lebih 25 hektare,” katanya.
Ia mengatakan, banjir yang terjadi di Kecamatan Tunjung Teja sendiri diakibatkan oleh tidak adanya saluran pembuangan yang tersedia di kawasan tersebut lantaran dampak dari pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang.
“Di Tunjung ini memang rutinitas Kang kalau hujan deras. Jadi dulu itu ada pengurukan tol, cuman tidak diberikan saluran sehingga ketika ada hujan kena banjir,” tegasnya.
Rata-rata, tanaman padi yang terendam banjir di tiga kecamatan tersebut berusia sekitar 45 hingga 100 hari setelah tanam. Ia mengatakan, untuk padi yang berusia 45 hari setelah tanam ini berpotensi besar mengalami puso.
“Satu hati dua hati itu harus segera keluar dari genangan. Walaupun sudah diatas 90 atau layak panen, tapi kalau dia terlalu lama terendam pasti hasil padi nya buruk. Bisa panen tapi hasil produktifitasnya menurun dan kualitasnya juga menurun,” tegasnya.
Ia menjelaskan, jika tanaman padi sudah terendam selama kurang lebih dua hari lamanya. Untuk itu, harus segera dilakukan upaya-upaya agar tanaman tersebut tidak mengalami puso atau mengalami penurunan kualitas panen.
“Kita masih melakukan pengamatan. Memang di daerah Tunjung ini antisipasinya sekarang kita sedang mengusahakan untuk pompanisasi. Agar airnya bisa disedot dan dialirkan,” tegasnya.
Apabila mengalami puso, pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan Distan Provinsi Banten agar para petani bisa mendapatkan bibit pengganti.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Nanggung, Kecamatan Kopo, Asep Burmawel Aji memperkirakan ada kurang lebih sekitar 30 hektare sawah di wilayahnya yang terendam banjir. Bahkan, ada tanaman padi yang terbawa hanyut ke Sungai Cibeureum.
“Ada juga yang sudah di panen dan sudah dipotong, besoknya mau diirig, malah tersapu oleh banjir, jadi si pad nya itu ilang terbawa air masuk ke kali Cibeurem,” tegasnya.
Ia mengatakan, di desa nya sendiri ada kurang lebih sebanyak 300 hektare lahan pertanian yang dalam kondisi siap panen. Ia oun berharap agar banjir segera surut sehingga nantinya tidak berdampak pada tanaman padi. (*)
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor : Aas Arbi