Menyuguhkan pemandangan perbukitan yang indah dan sensasi memberi makan rusa, wisata Bukit Waruwangi langsung viral di media sosial. Kaum milenial dan traveller di Banten maupun Jakarta penasaran dan mendatangi tempat wisata di perbatasan Desa Bantarwaru, Kecamatan Cinangka dan Desa Cibojong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, ini.
HAIDAR – Serang
Perlu stamina ektra menuju lokasi wisata Bukit Waruwangi. Selain karena jarak tempuh yang cukup jauh yakni sekira 40 kilometer dari Kota Serang, kontur jalan yang berkelok dan menanjak pun menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menikmati keindahan alam di Bukit Waruwangi.
Kamis (5/9), Radar Banten mengunjungi wisata Bukit Waruwangi. Perjalanan dimulai dari Kota Serang menuju Kecamatan Padarincang melalui akses Jalan Raya Palima-Cinangka (Palka). Sekira satu jam perjalanan, akses jalan ditempuh melalui gang Nurul Fikri Boarding School, Kecamatan Cinangka, lurus terus hingga menemukan pertigaan lalu menuju ke arah kanan. Seratus meter kemudian, sampailah di gerbang wisata Waruwangi.
Tiket masuk wisata Bukit Waruwangi cukup terjangkau. Hanya Rp2.000 per orang. Sedangkan tarif masuk kendaraan hanya Rp3.000 untuk roda dua dan Rp5.000 untuk kendaraan roda empat. Di areal seluas 100 hektare itulah, suguhan keindahan alam dengan empat lokasi utama bisa dinikmati pengunjung.
Lokasi pertama yakni Saung Pasir Angin. Di sini pengunjung bisa menikmati pemandangan hijaunya hutan dari atas bangunan berlantai dua sambil menikmati menu makanan dan minuman yang dijual pengelola wisata Bukit Waruwangi. Tepat di samping Saung Pasir Angin terdapat pondok Waruwangi yang bisa disewakan pengunjung dengan tarif Rp250 ribu per malam.
Setelah menikmati pemandangan sambil makan siang, pengunjung juga bisa menikmati secangkir kopi panas atau jus di Warung Kopi Rangkong. Lokasi ini menjadi spot favorit pengunjung karena konsep warung berupa kafe dengan kursi dan meja berjejer tepat di pinggir lembah dan bisa menikmati pemandangan Gunung Rangkong yang indah. “Biasanya pengunjung foto-fotonya di sini,” kata Eko Prasetyo, koordinator perkebunan Wisata Bukit Waruwangi.
Yang tak kalah menarik, pengunjung juga bisa menikmati sensasi memberi makan rusa. Dari Warung Kopi Rangkong, pengunjung turun bukit sejauh dua ratus meter, kemudian melewati jalan berkelok dan menanjak. Di sana terdapat kandang rusa dan sapi. “Kita punya sembilan ekor rusa,” terang Eko.
Empat rusa betina berasal dari Pulau Panaitan, Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang. Sedangkan lima rusa jantan berasal dari Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi. Sembilan rusa itu sudah berkembang biak. Namun, anak-anak rusa jarang terlihat pengunjung. “Peternakan rusa ini perizinannya dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat,” terang Eko.
Wisata Bukit Waruwangi yang didirikan oleh Siswono Yudohusodo pada 2009 ini awalnya merupakan perkebunan dan peternakan sapi. Seiring berjalannya waktu, setelah beberapa kali mengalami kegagalan dalam berkebun dan banyak sapi yang mati, kini perkebunan dan peternakan di Bukit Waruwangi sangat subur. “Kita terus evaluasi, sampai sekarang alhamdulillah ada 100 ekor sapi ternakan kami,” katanya.
Kemudian pada 25 Agustus 2019, Bukit Waruwangi pun diresmikan menjadi tempat wisata. Dalam sehari, pengunjung wisata Bukit Waruwangi mencapai 300 pengunjung. Sedangkan pada hari libur jumlah pengunjung meningkat menjadi 1.000 pengunjung. “Nanti kita rencanakan membuat wahana waterboom juga,” kata Eko.
Salah satu pengunjung asal Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Ayu Indah Lestari mengaku sangat menikmati pemandangan wisata di Bukit Waruwangi. Dengan tiket masuk yang terjangkau, banyak wahana serta spot foto yang menarik untuk diposting di media sosial. “Enggak nyesal jauh-jauh ke sini, tempatnya bagus banget,” ungkapnya. (*)