PULOAMPEL – Kaukus Lingkungan Hidup Serang Raya meninjau Pulo Kalih di Desa Puloampel, Kecamatan Puloampel. Pulau seluas 10 hektar ini dinilai berpotensi menjadi ekowisata mangrove.
Ketua Kaukus LH Serang Raya Anton Susilo mengatakan, pihaknya sudah melakukan wawancara kepada warga setempat terkait kondisi lingkungan dan perairan di Pulo Kalih. “Alamnya masih asri, ini berpotensi jadi ekowisata mangrove,” kata Anton kepada Radar Banten, Selasa (20/10).
Selain asri, akses dari Desa Puloampel menuju Pulo Kalih juga cukup dekat, hanya menggunakan perahu nelayan sekira 10 menit. Anton berencana bakal mengajak timnya untuk membina warga dalam hal penataan lingkungan. “Pulau ini harus tetap asri, jangan sampai ada sampah berserakan,” ujarnya.
Selain itu, ia bersama warga juga bakal membuat home stay di Pulo Kalih. Menurutnya, pulau ini memiliki kekayaan ekosistem laut yang bagus, kondisi karangnya masih alami dan indah untuk snorkeling. “Ekosistem lautnya harus dijaga,” katanya.
Anton mengaku tak ada target pasti terkait kapan rencana ini bisa selesai, lantaran program ini mengandalkan swadaya warga, namun ia memastikan jika warga mendukung rencana ini. “Soalnya kalau jadi ekowisata kan, nanti bisa meningkatkan ekonomi warga juga,” ujarnya.
Warga setempat Al-Hasby mengaku sangat mendukung rencana pengembangan Pulo Kalih sebagai ekowisata mangrove. Soalnya, selama ini pulau itu kurang dimaksimalkan, padahal, kondisinya masih bagus dan indah. “Tentu mendukung, biar potensinya bisa dimaksimalkan,” katanya. (Haidar)