CILEGON – Walikota Cilegon Helldy Agustian meminta bantuan kepada industri untuk ikut menyelesaikan persoalan pendidikan di Kota Cilegon.
Helldy melihat masalah pendidikan di Kota Cilegon masih menumpuk, diantaranya soal infrastruktur dimana masih ada daerah yang belum mempunyai SMP negeri, hingga persoalan rata-rata lama sekolah.
Helldy menjelaskan, rata-rata lama sekolah masyarakat di Kota Cilegon selama 9,7 tahun.
“Rata-rata kelas satu SMA berhenti,” ujar Helldy kepada wartawan usai menghadiri acara Merit Award Tenaris SPIJ Cilegon, Selasa (16/3).
Faktor yang membuat rendahnya lama sekolah beragam, mulai dari keberadaan sekolah menengah yang tidak sesuai dengan sekolah dasar. Helldy menyebutkan, saat ini di Kota Cilegon ada sebanyak 150 SDN. Namun, hanya ada 11 SMPN.
Sehingga, dengan keterbatasan SMP yang ada menyebabkan siswa pintar masuk ke negeri dan yang kurang masuk swasta.
Persoalan lainya adalah persoalan ekonomi masyarakat. Karena itu, beasiswa pendidikan dari industri sangat penting agar masyarakat tetap mempunyai kesempatan mengenyam pendidikan.
Karena itu, Helldy meminta peran serta industri di Kota Cilegon untuk ikut menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kita mengajak industri di Kota Cilegon untuk bersama-sama memberikan kontribusi terutama dalam pendidikan,” ujar Helldy.
Sejauh, lanjut Helldy, ia baru mengetahui program bantuan pendidikan dari industri hanya dari Tenaris SPIJ. Menurutnya, belum ada dari industri lain yang telah datang ke pemerintah tentang program tersebut.
Sementara itu, Institutional Relations Senior Manager Tenaris SPIJ, Pungky Hermawan menjelaskan, program bantuan pendidikan melalui Merit Award sudah rutin dilakukan.
Tahun ini bantuan beasiswa diberikan kepada 180 siswa dari 10 sekolah terdiri dari empat sekolah
menengah pertama, tiga sekolah menengah atas dan tiga sekolah menengah kejuruan dengan total nilai lebih dari Rp598 juta
“Ini merupakan salah satu program investasi sosial perusahaan untuk mendukung peningkatan pendidikan di Kota Cilegon,” ujarnya. (Bayu Mulyana)