Tentu ada jalan menuju masyarakat ideal tersebut. Yang utopis tentu saja dapat menjadi aktual. Agama menuntun manusia dengan beragam ritual yang tidak hanya merefleksikan ketundukan manusia atas perintah Tuhan, tapi juga sebagai sarana pembentukan infrastruktur menuju masyarakat ideal tadi. Salah satu aspek dari ritualisme dalam Islam yang dimaksud adalah ibadah haji. Lalu bagaimana nilai-nilai ritual haji itu dapat membangun kesalehan pribadi, sekaligus kesalehan sosial guna membangun masyarakat yang egaliter?
Peleburan Individu
Para sosiolog, seperti Durkheim, menyebutkan bahwa masyarakat terbentuk akibat peleburan individu. Peleburan itu disebabkan, di antaranya oleh faktor-faktor agama melalui beragam ritual. Banyak doktrin menyebutkan bahwa aktivitas berjamaah dalam ibadah lebih utama dibandingkan dilaksanakan secara individual. Misalnya fiqh menyebutkan, bahwa shalat berjamaah itu pahalanya 27 derajat dibandingkan shalat sendiri.
Marx menandai peleburan sosial itu melalui revolusi. Individualisme menciptakan masyarakat industri yang pada ujungnya melahirkan kelas borjuis dan proletar. Dalam perspektif Marxisme, keduanya menciptakan konflik untuk saling mengeliminasi satu dengan lainnya. Konflik itu hanya dapat dihapuskan dengan peleburan setiap individu dalam masyarakat tanpa kelas melalui revolusi.
Namun revolusi membutuhkan effort yang besar, butuh kekuasaan yang kuat, bahkan tidak jarang membuat jatuh korban yang banyak. Oleh sebab itu banyak ilmuwan yang tidak menyarankan peleburan individu itu melalui cara tersebut.