Oleh: Dr. KH. Encep Safrudin Muhyi. MM., M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi
Mukadimah
Bulan suci Ramadan telah tiba. Setiap Muslim yang mampu, diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Untuk menentukan awal Ramadan, ada dua cara yang dilakukan, yaitu hisab (hitungan) dan rukyatul hilal (melihat hilal). Puasa merupakan bentuk ibadah yang ditunaikan seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seseorang yang berpuasa akan meninggalkan hal-hal yang secara fitrah disukai dari jenis makan-makanan, minuman dan senggama demi mendapatkan keridaan dan surga-Nya.
Puasa merupakan bentuk ibadah yang ditunaikan seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seseorang yang berpuasa akan meninggalkan hal-hal yang secara fitrah disukai dari jenis makan-makanan, minuman dan senggama demi mendapatkan keridaan dan surga-Nya.
Dengan kata lain, ia berarti telah mengedepankan hal-hal yang dicintai oleh Sang Pencipta terhadap hal-hal yang digemarinya seta dia juga telah mendahulukan kehidupan akhirat diatas kesenangan dunia.
Umat Islam harus dapat mengimplementasikan spirit puasa dalam kehidupan sehari-hari. Tentu semua sudah paham bagaimana berpuasa yang benar bagaimana rukunnya, fadilahnya tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar spirit ibadah puasa berimplikasi kepada peningkatan kualitas kita di hadapan Allah SWT dan juga di hadapan sesama manusia.
Fadilah di balik ibadah puasa dapat berimplikasi kepada dengan hal-hal lain terutama berkaitan dengan masalah kejujuran dan kedisiplinan dalam segala segi kehidupan. Sebab itu, puasa seperti yang kita ketahui substansinya adalah kejujuran diri kita, sebab tiada seorang pun yang tahu mengenai ibadah puasa kita kecuali diri kita dan Allah Swt. Sebuah kejujuran sangat dibutuhkan di setiap lini kehidupan, bukan hanya sekedar pada saat melaksanakan ibadah puasa.
Oleh karenanya, jauh lebih penting bagaimana kita bisa mengejawantahkan, mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama berkaitan dengan kejujuran kita kepada Allah SWT dalam setiap perjalanan kehidupan, Bahwa spirit puasa tiada lain diarahkan kepada bagaimana manusia meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah Swt.