PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Siswi SMK Negeri 2 Pandeglang, Harsulis Nur Rochma Chantika (18), ditemukan meninggal dunia dengan tubuh tergantung di kayu pintu kamar mandi di kontrakannya, Kampung Juhut Noval, RT 001 RW 001, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Jumat, 2 Agustus 2024, sekira pukul 08.00 WIB.
Jasad korban pertama diketahui oleh pemilik kontrakan, Hariadi Surahman, yang curiga melihat sepeda motor terparkir di depan kontrakan dari Kamis sore, 1 Agustus 2024, sampai Jumat pagi, 2 Agustus 2024.
Bibi korban, Mega Silvia, mengaku terakhir komunikasi dengan korban pada Kamis sore, 1 Agustus 2024.
“Saya kemarin komunikasi, katanya dia janji pulang sekolah mau menginap di rumah. Cuma waktu jam 6 (18.00 WIB) sore kurang, dia itu ngechat tapi dibalas lagi enggak ada jawaban,” kata Mega di rumah kontrakan korban, Jumat, 2 Agustus 2024.
“Mau makan kalau pulang sekolah karena sudah enggak ada duit katanya. Ya udah kalau mau ke rumah, ke rumah aja kalau makan mah, tinggal makan kalau enggak ada jajan nanti dikasih gitu,” katanya.
Namun, korban tak kunjung mendatangi rumah bibinya.
“Sampai sore jam 6 kurang saya chat, ia enggak balas lagi. Mungkin itu sudah kejadian,” katanya.
Mega mengaku terakhir bertemu dengan korban pada Rabu malam, 31 Juli 2024, saat korban menginap di rumahnya.
“Ia cerita tentang cowoknya, temen sekelas. Katanya cowok itu brengsek, dia sudah ngedapatin badannya terus ditinggalin,” katanya.
Kata Mega, korban ditolak oleh cowoknya sampai dibilang kasar lewat kata-kata.
“Mungkin bukti percakapan korban dan cowoknya ada di hanphonenya. Di HP dianya,” katanya.
Lelaki yang diakui korban itu, kata Mega, masih satu kelas. Sama-sama di Kelas XII SMKN 2 Pandeglang.
“Diduga bunuh diri ini karena frustasi karena kemarin malam itu pas nginap katanya sampai berantem di handphone sampai disamperin dikasarin juga katanya,” kata Mega.
“Korban ini enggak terima karena ngasih badan, itu cowok yang minta dan karena cinta. Supaya si cowok itu bisa balik lagi, cuma cowok itu nolak mentah-mentah mungkin tidak searah lagi jalannya,” katanya.
Dari pengakuan keponakannya, kata Mega, teman lelaki korban itu sempat suka sama korban. Tapi tidak berpacaran.
“Tapi korban ini sudah ngasih segala hal gitu. Nah si cowok ini sudah enggak mau karena sudah ngedapatin apa yang dia mau,” katanya.
Korban, kata Mega, sudah memberikan helm, uang, dan yang lainnya.
“Cuma si cowok ini enggak mau. Saya enggak tahu namanya tapi bilangnya satu kelas,” katanya. (*)
Editor: Agus Priwandono