SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Mengutip data pada aplikasi Simponi PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, bahwa sampai Juni 2024, jumlah kasus kekerasan pada anak di Provinsi Banten ada 465 kasus. Tempat kekerasan itu bisa terjadi di rumah, sekolah, tempat umum, dan lainnya.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Wiwi Tabrani, mengatakan, jumlah ini merupakan data yang terlaporkan ke Kementrerian PPPS.
“Jumlah yang tidak terlaporkan bisa jadi lebih dari itu,” ujar Wiwi saat webinar pencegahan dan penanganan kekerasan anak pada satuan pendidikan.
Ia berharap, webinar ini dapat meminimalisir bahkan menghilangkan kekerasan pada satuan pendidikan.
“Butuh kerja keras dan sinergitas dari kita semua untuk dapat mewujudkan hal tersebut,” tuturnya.
Kata dia, DWP sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang secara berjenjang ada di setiap tingkatan, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai dengan kecamatan dan kelurahan harus ambil bagian dalam mencegah kekerasan di satuan pendidikan.
“Karena fungsi kita bukan saja sebagai istri-istri ASN atau ASN yang tergabung dalam organisasi Dharma Wanita, tapi kita juga sebagai orang tua atau ibu yang memiliki anak-anak,” terang Wiwi.
Sehingga, lanjutnya, gaung pencegahan kekerasan di satuan pendidikan bukan saja menjadi tugas sekolah atau guru, tapi orang tua harus bisa menyampaikan kepada anak-anak untuk menjadi anak-anak yang dihindarkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
“Untuk para guru, saya titip semoga hal-hal yang tidak kita harapkan yaitu kekerasan di satuan pendidikan tidak terjadi di Pemprov Banten ini. Pengawasan dari para guru atau tenaga pendidikan harus lebih ditingkatkan,” tegas Wiwi.
Ia juga berpesan kepada anak-anak yang mengikuti webinar secara online, untuk menjadi anak yang baik, patuhi aturan sekolah dan pandai untuk mengelola perkataan dan perbuatan.
“Jangan sampai merugikan teman atau lingkungan sekitar,” ujarnya. (*)
Editor: Agus Priwandono