PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Nelayan mengeluhkan proyek penanganan banjir di Muara Sungai Cipunten Agung, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Proyek penanganan banjir berupa pemasangan tiang pancang beton atau sheet pile dikeluhkan karena bangunan dibuat lebih tinggi dari daratan sehingga menyulitkan aktivitas bongkar muat nelayan saat akan maupun pulang melaut.
Adapun proyek penanganan banjir ini merupakan proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten melalui PT Wijaya Raksa dengan anggaran senilai Rp5,5 Miliar.
Proyek penanganan banjir ini berupa pemasangan tiang menyerupai pagar beton menjulang tinggi di sepanjang bibir Muara Sungai Cipunten Agung.
Tiang beton yang menjulang tinggi inilah yang dikeluhkan oleh nelayan dan meminta agar dilakukan pemangkasan atau pemotongan agar akses jalan menuju dek kapal menjadi lebih mudah tanpa harus menggunakan tangga lagi.
Nelayan Cigondang Komarudin mengucapkan, mengucapkan terima kasih atas inisiatif pemerintah membangun itu.
“Namun mereka tidak memikirkan dampaknya. Yang mana tiang beton penahan banjir itu menganggu aktivitas nelayan” katanya kepada Radar Banten, di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Kamis 26 September 2024.
Komar menjelaskan, aktivitas nelayan terhanggu karena pembangunan tanggul menggunakan sheet pile. Posisinya lebih tinggi dari daratan dan dek kapal.
“Untuk bisa naik ke Dek kapal kami harus pakai tangga. Sementara barang muatan itu kan besar-besar jadi butuh orang banyak untuk menjaga agar barang bawaan tidak jatoh ke sungai,” katanya.
Oleh karena itu, Komarudin mengatakan, nelayan Desa Cigondang melayangkan lima tuntutan.
“Ada lima poin tuntutan yang disampaikan oleh nelayan. Namun ada satu poin yang sampai saat ini belum ada titik temu adalah menyangkut pemotongan sheet pile yang harus dibobok karena terlalu tinggi,” katanya.
Nelayan di Desa Cigondang menghendaki ketinggian elepasi antara daratan dengan dek kapal tidak terlalu jomplang karena ada pengaruh pasang surut. Kalau sekarang ini, antara dek kapal dengan tiang pancang itu sampai 2 meter.
“Sehingga menyulitkan nelayan saat bongkar muat karena terlalu jomplang. Untuk itu kami minta itu direndahkan,” katanya.
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang Onah mengungkapan, kalau Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang memfasilitasi adanya pertemuan antara nelayan Cigondang dengan Dinas PUPR Banten.
“Terkait beberapa permintaan nelayan Cigondang, Kecamatan Labuan. Kami membahas terkait usulan, yang diusulkan oleh perhimpunan nelayan Cigondang yang diwakili Pak Komarudin,” katanya.
Usulan pertama itu ingin penambahan pemandangan sheet pile sepanjang 23 meter.
“Alhamdulillah sudah difasilitasi, oleh PUPR Provinsi Banten. Kedua adanya pemotongan sheet pile agar aktivitas usaha nelayan tidak terganggu,” katanya.
Dengan adanya pemasangan sheet pile yang ada di Sungai Cipunten Agung oleh nelayan diprotes. Lantaran ketinggiannya lebih tinggi dari daratan.
“Kami mengucapkan terima kasih juga kepada DPUPR yang istilahnya memberikan bantuan ke Kabupaten Pandeglang untuk penanganan banjir di Sungai Cipunten Agung. Melalui pembangunan sheet pile ini,” katanya.
Akan tetapi, nelayan berharap adanya pemotongan ketinggiannya. Namun memang tidak sampai harus mengganggu teknisnya.
“Teknis itu disesuaikan oleh PUPR. Jadi jangan sampai setelah dilakukan pemotongan itu bisa mengganggu hasil kajian mereka,” katanya.
Onah menerangkan, kalau proyek pembangunan penanganan banjir ini merupakan hasil pengajuan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang kepada Pemprov Banten.
“Kami mengajukan program ini di tahun 2022 ke Dinas Provinsi Banten dan alhamdulillah terealisasi sekarang. Dan terkait permintaan nelayan sudah ada kesepakatan,” katanya.
Permintaan nelayan nelayan akan dikabulkan oleh PUPR tapi dengan teknis teknis PUPR juga.
“Karena kan PUPR juga punya kajian apabila diturunkan siapa yang akan bertanggungjawab terjadinya rob atau banjir. Kami berpedoman pada teknis PUPR,” katanya.
Reporter: Purnama Irawan
Editor: Aditya