PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Obesitas kini menjadi salah satu masalah kesehatan global yang semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Salah satu faktor utama yang sering diabaikan dalam peningkatan angka obesitas adalah konsumsi minuman manis.
Menurut penelitian terbaru, tingginya asupan minuman manis berkontribusi secara signifikan terhadap kenaikan berat badan di berbagai kelompok usia.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis seperti soda, minuman energi, dan jus buah kemasan meningkat hingga 30 persen dalam satu dekade terakhir.
Minuman-minuman ini umumnya mengandung gula dalam jumlah besar, yang hanya menambah kalori tanpa memberikan nutrisi yang berarti.
Konsumsi berlebihan minuman manis tidak hanya memicu obesitas, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan gigi.
Ahli gizi menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk kebiasaan makan sehat pada anak-anak, terutama dalam mengurangi konsumsi minuman manis.
Orang tua diimbau lebih selektif dalam memilih minuman yang dikonsumsi anak-anak mereka.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menekan konsumsi minuman manis, di antaranya:
1. Menggantikan minuman manis dengan air putih.
Mendorong anak untuk memilih air putih atau infused water sebagai alternatif yang lebih sehat.
2. Membaca label nutrisi.
Mengajarkan anak pentingnya membaca label nutrisi pada kemasan minuman agar lebih sadar akan kandungan gula.
3. Membatasi akses ke minuman manis.
Mengurangi persediaan minuman manis di rumah dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat.
Dengan meningkatnya kasus obesitas yang disebabkan konsumsi minuman manis, dibutuhkan kesadaran kolektif untuk menangani masalah ini secara efektif.
Melalui edukasi dan perubahan pola konsumsi yang lebih sehat, diharapkan angka obesitas dapat diturunkan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan meningkat.
Pencegahan obesitas dimulai dari kebiasaan kecil. Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.
Editor: Agus Priwandono