PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID–Sejumlah pengusaha warung tegal (warteg) di Kabupaten Pandeglang menjerit lantaran harga bawang merah yang kian meroket.
Kondisi ini membuat beberapa pedagang harus berpikir keras dalam mengelola menu agar tetap meraih untung.
Dari pantauan RADARBANTEN.CO.ID di lapangan, pengusaha warung tegal (warteg) yang berlokasi di Jalan Bhayangkara No. 03, Pandeglang, mengungkapkan keluhannya terkait harga bawang merah yang kian mahal.
Beberapa menu makanan yang membutuhkan bahan bawang juga terpampang rapi di etalase miliknya.
Pengusaha warteg Bude mengatakan, kenaikan harga ini membuat para pemilik warteg merasa terbebani.
Terutama karena bawang merah merupakan salah satu bahan pokok yang banyak digunakan dalam masakan.
“Ya pokoknya kalau ke pasar belanja buat kebutuhan saja, itu tadi yang bikin kaget waktu belanja ke pasar yang bener saja sekarang ini lagi mahal bawang kalau cabai masih normal,” ungkapnya saat berbincang kepada RADARBANTEN.CO.ID, Kamis 31 Oktober 2024.
Dikatakannya, biasanya dirinya setiap kali belanja ke pasar harga bawang masih normal.
Namun ia merasa kaget ketika belanja ke pasar keesokan harinya harga bawang naik menjadi Rp32 ribu per kilogram dari yang awalnya Rp20 ribu per kilogram.
“Pasti kaget lah, awalnya itu naik Rp20 ribu terus naik lagi Rp22 ribu. Eh sekarang malah kaget jadi Rp32 ribu per kilogram, gimana coba makanya pada kaget,” keluhnya.
Meski harga bawang merah melonjak, Bude tetap harus membeli lantaran bahan baku penting dalam memasak. Ia juga memilih tak mengurangi komposisi bawang merah dalam bumbu masakannya.
“Enggak ada (dikurangi,-red) biasa aja, iya tetap yang beli pasti ada karena orang butuh yah makan siang,” jelasnya.
Selain itu, Bude juga tidak menaikkan harga menu-menu jualannya. Masih ada nasi dengan beberapa lauk yang dijual Rp15 ribu per porsi. Karena murah itulah, ia menduga, warung makannya tetap ramai pelanggan.
“Pembeli ramai ada saja tiap hari Alhamdulillah, cuman yah tadi itu berat aja sih yah mahal harga bawang,” ucapnya.
Jika harga bawang tidak juga turun, ia mempertimbangkan untuk mengurasi porsi makanan yang dijual dibanding menaikkan harga. Sebab, ia takut pelanggannya kabur.
Dia berharap harga bawang merah sebagai salah satu kebutuhan pokok dapat kembali normal seperti sediakala.
Dengan harga yang lebih terjangkau, para pengusaha bisa lebih leluasa membeli bahan dalam jumlah lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan menu makanan.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi