SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Ribuan warga Kabupaten Serang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang ada sebanyak 4.048 warga yang mengalami penyakit ISPA sejak Januari hingga bulan Oktober 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti mengatakan, berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan setiap minggunya, ia mengaku, banyak mendapati laporan mengenai kasus ISPA dari klinik swasta.
“Jadi ada peningkatan kasus ISPA, kita dapat banyak laporan dari klinik swasta,” katanya Sabtu 9 November 2024.
Ia mengungkapkan ada dua jenis penyakit ISPA yang dialami oleh masyarakat Kabupaten Serang yakni pneumonia atau radang paru-paru dan Influenza Like Ilnes (ILI). Dimana jumlah kasus ILI jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pneumonia.
“Untuk ILI ini mengarah ke influenza, bisa ke Covid gejalanya mirip, bisa ke influenza lainnya. Kasus ILI selama Januari hingga Oktober yakni sebanyak 2.714 kasus sementara untuk pneumonia sebanyak 1.334 kasus,” ujarnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Serang Rahmat Fitriyadi mengatakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran kasus ISPA di Kabupaten Serang ialah cuaca di Kabupaten Serang yang tidak menentu. “Kadang kadang panas, kadang hujan, ini yang menyebabkan naiknya kasus ISPA,” katanya.
Ia mengatakan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat menjadi mudah sakit. Untuk itu, mereka perlu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. “Kemudian cukupkan gizi kita, jadi cukupkan makan dan minum. Karena kalau kurang makan dan minum jadi mudah sakit,” ujarnya.
Kedua apabila ada kegiatan di lapangan dan cuaca sedang terik, maka lindungi diri dari tempat panas dengan menggunakan payung, topi atau baju lengan panjang. Supaya panas tidak langsung menyentuh tubuh kita. Lalu apabila cuaca sedang hujan, masyarakat juga diminta tidak beraktifitas di luar rumah.
Ketiga, biasanya cuaca panas banyak debu, maka masyarakat diimbau gunakan masker. Tujuannya untuk mengurangi masuknya bibit penyakit. “Karena biasanya kalau kering banyak debu. Jadi banyak batuk pilek dan lainnya. Jadi makanan seimbang cukupkan air, perilaku kita untuk menjaga kesehatan itu mudah mudahan bisa mengurangi angka kesakitan di iklim yang berubah ubah ini,” ucapnya.
Ia mengatakan gejala penyakit ISPA adalah batuk pilek, sakit tenggorokan, dan demam. Saat ini kasus bukan hanya pada anak anak tapi juga orang dewasa, karena orang dewasa juga banyak beraktivitas.
Editor: Abdul Rozak