KOTA TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Tim Katamataku Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Deteksi Dini Stunting dan Kaitannya dengan Status Kesehatan serta Tumbuh Kembang Balita”.
Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.
Dokter Gizi pada Katamataku Universitas Indonesia, dr Erfi mengungkapkan bahwa sebanyak 120 balita di Pemukiman Sitanala, Kota Tangerang menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan yang komprehensif yang meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan mata, kulit, kesehatan gigi dan mulut.
“Serta gerakan mulut dan menelan yang dilakukan oleh tim gabungan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis,” ujar dr Erfi, Senin 2 Desember 2024.
Dirinya juga mengatakan, selain pemeriksaan kesehatan, setiap balita mendapatkan paket lengkap berisi sayuran, protein nabati, protein hewani dan buah. Dimana, pemilihan makanan tersebut sesuai dengan rekomendasi dari dokter gizi yakni dirinya sendiri dan dr. Titis Prawitasari sebagai dokter spesialis anak subspesialis.
“Jadi, makanan real food lebih sehat dan bisa diolah oleh orang tua di rumah. Sekaligus kita mengedepankan pangan lokal mendukung usaha lokal, tidak mengandung pengawet, pemanis ataupun pewarna buatan dengan gizi yang seimbang. Dan ini jauh lebih baik.” terang dr Erfi.
Senada, Bidang Pelatihan Kader pada Katamataku Universitas Indonesia, dr Henni Wahyu juga mengatakan, langkah tersebut juga dapat mendorong para orang tua menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak mereka, yang berperan dalam mencegah stunting.
Sebagai informasi, angka prevalensi stunting pada balita di Provinsi Banten masih cukup tinggi mencapai 17,6 persen di tahun 2023.
Untuk itu kata dr Henni, para kader posyandu di wilayah sekitar pemukiman Sitanala RW 13 yang berjumlah 20 orang juga diberikan pelatihan khusus tentang tata cara pengukuran antropometri yang benar, pentingnya ASI eksklusif dan penyusunan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang sehat dan bergizi pada 24 November 2024 lalu.
“Kader posyandu adalah ujung tombak dalam mendeteksi dini kasus stunting. Maka dengan pelatihan tersebut, kami berharap data yang diperoleh dari posyandu akan lebih akurat dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat,” jelas Henni.
Sementara itu, Ketua kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, Dr Yunia Irawati menuturkan, melalui kegiatan tersebut, Tim Katamataku Universitas Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Sitanala.
“Deteksi dini dan pemberian nutrisi yang tepat adalah kunci penting dalam mencegah stunting. Kami ingin memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” pungkas Yunia.
Salah satu ibu balita, Fitri (29), mengaku senang dengan adanya pemeriksaan Kesehatan dan pemberian makanan tambahan yang diberikan.
“Semua bahan langsung saya masak dan anak saya sangat suka. Mudah-mudahan bisa terus ada kegiatan seperti ini,” singkatnya.
Editor: Abdul Rozak