LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID Mohamad Yudha Prawira, pemilik pangkalan gas 3 kg, menyatakan bahwa kelangkaan gas 3 kg sudah terjadi sejak dua pekan.
Menurutnya kelangkaan tersebut karena permintaan meningkat.
“Kelangkaan memang sudah terjadi hampir dua pekan, hal terjadi karena stoknya yang tebatas, sehingga Pertamina mengeluarkan kebijakan untuk tidak bisa dijual ecer kembali,” tuturnya saat ditemu di Pangkalan gas miliknya, Kampung Kapugeran, Kelurahan Rangkasbitung Barat, Selasa 4 Februari 2025.
Ia menjelaskan, setiap pembeli tabung saat ini harus membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk mendapatkan tabung gas 3 kg.
“Jadi ini sebagai syarat untuk dimasukan ke dalam aplikasi, berfungsi sebagai pendataan warga yang berhak menggunakan gas 3 kg. Satu KTP yang terdaftar berhak membeli satu tabung gas 3 kg, dengan batas waktu satu minggu sekali,” ujar dia.
Yudha menambahkan, terkait aturan tersebut menurutnya sedikit memberatkan, karena dirinya harus memasukan data para pembeli ke dalam aplikasi My Pertamina.
“Sedikit ribet juga saya harus memasukan data terlebih dahulu ya, sehingga ini memberatkan saya. Selain itu saya berjualan tidak sampai 24 jam, kadang banyak pedagang yang ingin beli malam-malam kadang sudah ditutup,” pungkasnya
Sementara itu, Barkah, warga Warunggunung, mengaku sangat kesulitan untuk mendapatkan gas 3 kg.
“Benar-benar langka, udah cari ke warung-warung emang udah enggak ada,” kata Barkah.
Usahanya mencari gas 3 kg untuk kebutuhan memasak juga sampai ke tempat pangkalan di wilayahnya. Sayangnya, usahanya tersebut tak membuahkan hasil untuk mendapatkan gas 3 kg.
Sebagai gantinya, mau tidak mau, Barkah menggunakan kayu bakar sebagai pengganti bahan bakar untuk memasak.
“Mau gimana, daripada tidak bisa memasak, akhirnya harus pakai kayu. Semoga saja kondisi kayak begini bisa cepat normal lagi, jadi enggak susah nyari gas 3 kg,” tuturnya.
Editor: Aas Arbi