RADARBANTEN.CO.ID – Belakangan di semua layar televisi dan feed media sosial, publik melihat adanya antrean masyarakat yang hendak membeli elpiji tabung 3kg. Hal ini disebabkan adanya peraturan yang menyatakan elipiji tabung 3kg tidak bisa dibeli di warung-warung kecil sekitar perumahan, tetapi harus ke pangkalan. Keputusan yang akhirnya kemudian dibatalkan sambil secara gradual proses distribusi elpiji tabung 3kg dibenahi.
Gas Elpiji memang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pendeknya, Elpiji adalah bahan bakar yang digunakan rumah tangga Indonesia untuk memasak. Tapi apakah ada yang penasaran, apakah Gas Elpiji itu? Yuk disimak :
Gas Elpiji (LPG – Liquefied Petroleum Gas) adalah kumpulan senyawa gas hidrokarbon yang berada dalam bentuk cair. Senyawa ini, pada saat berada di atmosfer berbentuk gas. Dengan teknologi yang tepat, senyawa tersebut telah mengalami penurunan suhu dan penambahan tekanan sehingga berubah wujud menjadi liquid atau cair. Kata Liquefied Petroleum Gas, dalam Bahasa Indonesa kurang lebih sepadan dengan ‘gas minyak cair’.
Pada tahun 1910, seorang ilmuwan Amerika bernama Dr. Walter O. Snelling menemukan bahwa komponen volatil dalam bensin dapat diubah menjadi gas cair. Ia kemudian mengembangkan metode untuk mencairkan dan menyimpan gas tersebut dalam tabung bertekanan. Penelitiannya menjadi dasar bagi pengembangan industri LPG modern.
Pada 1912, perusahaan pertama yang memproduksi LPG secara komersial, Frank Phillips Gas Co., didirikan di Amerika Serikat. LPG mulai digunakan secara luas di AS sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri.
Pada perkembangannya kemudian, dekade 1920-an sampai 1930-an, LPG mulai digunakan dalam berbagai aplikasi domestik, seperti memasaqk dan pemanas kebutuhan rumah tangga. Lalu pada dekade 1950-an hingga 1960-an, LPG makin populer di berbagai negara sebagai pengganti bahan bakar kayu dan batubara. Saat teknologi semakin meningkat pada 1980-an, LPG merambah pada kebutuhan industri dan juga sebagai bahan bakar kendaraan (autogas).
Di Indonesia, LPG mulai diperkenalkan pada 1970-an, tetapi penggunaannya masih terbatas. Baru pada 2007, pemerintah Indonesia meluncurkan program konversi minyak tanah ke LPG untuk mengurangi ketergantungan pada minyak tanah yang lebih mahal dan kurang efisien. Program ini membuat LPG menjadi bahan bakar utama bagi jutaan rumah tangga di Indonesia. (*)
Footnote (Sumber Referensi)
1. Snelling, W. O. (1910). Production and Properties of Liquefied Petroleum Gas. Journal of Industrial Chemistry.
2. Phillips, F. (1912). History of LPG Commercialization in the United States. American Petroleum Institute.
3. Pemerintah Indonesia (2007). Program Konversi Minyak Tanah ke LPG: Evaluasi dan Dampak. Kementerian ESDM.
Editor: Abdul Rozak