LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Setelah hampir satu abad tidak diaktifkan, jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan kini tengah menjadi sorotan.
Rel yang dahulu menghubungkan Rangkasbitung di Kabupaten Lebak dan Labuan di Kabupaten Pandeglang tidak lagi digunakan untuk transportasi penumpang maupun barang.
Jalur kereta api di pesisir Selatan Provinsi Banten yang sempat berjaya pada masa kolonial ini, kini hanya menyisakan jejak-jejak sejarah.
Kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa bagian tertutup rumput liar, bangunan, dan sebagian lainnya terputus akibat tidak dirawat.
Rahmat, warga Warunggunung, menyampaikan bahwa rel kereta saat ini tertutup separuhnya oleh bangunan milik masyarakat.
Menurutnya, PT. KAI juga sudah melakukan sosialisasi pada tahun 2022.
“Sosialisasi sudah dilakukan pada tahun 2022 lalu, jadi kami masyarakat sudah mengetahuinya kalau ada reaktivasi jalur kereta Rangkasbitung-Labuan,” katanya kepada Radarbanten.co.id, Senin, 10 Februari 2025.
Jalur kereta Rangkasbitung-Labuan pernah menjadi bagian penting dari sistem transportasi di Banten. Namun, berakhir pada tahun 1980-an.
Keputusan untuk menghentikan operasional kereta di jalur ini lebih dikarenakan minimnya jumlah penumpang, serta beralihnya moda transportasi lain yang lebih efisien.
Kini, beberapa pihak mulai mendesak agar jalur kereta ini dipertimbangkan untuk dibuka kembali, guna mendukung konektivitas transportasi antar wilayah di Provinsi Banten.
Meskipun banyak tantangan seperti renovasi infrastruktur dan pembaruan peralatan, harapan untuk menghidupkan kembali jalur legendaris ini masih ada.
“Terkait reaktivasi, kami juga sudah dikumpulkan bersama pihak Pemda, Muspika dan beberapa dari PT KAI, jadi dulu seperti itu,” tuturnya.
“Kami menyambut baik reaktivasi ini, tetapi kalau untuk mulai pembebasan lahannya, enggak tahu kapannya ya,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Lebak dengan PT KAI sedang menjajaki kemungkinan untuk revitalisasi jalur ini, yang diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian wilayah, terutama dalam sektor pariwisata dan perdagangan.
Masyarakat setempat menyambut baik ide tersebut, karena jika berhasil, jalur kereta Rangkasbitung-Labuan akan mempercepat mobilitas penduduk serta membuka peluang baru bagi perkembangan ekonomi daerah yang sebelumnya terisolasi.
Editor: Agus Priwandono