TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID-Walikota Tangsel, Benyamin Davnie menyatakan, dalam rangka efisiensi anggaran, dirinya akan menyetop pembelian kendaraan dinas baru di tahun ini.
Selanjutnya dirinya lebih memilih menyewa kendaraan untuk keperluan dinas.
“Saya mungkin kebijakannya tidak akan melakukan pembelian kendaraan dinas lagi ya. Mendingan sewa, lebih ringan biayanya,” ujarnya di rumah dinasnya pada kamis 20 Februari lalu.
Benyamin mengatakan, dirinya saat ini telah memerintahkan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Tangsel untuk menginventarisir seluruh kendaraan dinas yang usia pakainya 5-7 tahun untuk dilelang.
“Sehingga neraca aset kita clear. Mobilnya udah rusak tapi masih tercantum di aset, kan itu konsekuensinya ada biaya pemeliharaan dan perbaikan. Kalau udah dilelang sudah dihapuskan dari aset kita,” ujarnya.
Menanggapi kebijakan Walikota, Kepala Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah BKAD Tangsel Sugeng Rahadi mengatakan, saat ini pihaknya sudah melelang 73 unit kendaraan dinas di tahun 2024. Kendaraan dinas ini dilelang karena usianya sudah 5-7 tahun.
“Dari hasil lelang 73 kendaraan dinas, kami mendapat Rp 5,7 miliar menjadi pendapatan asli daerah (PAD),” ujar Sugeng di kantornya, Puspemkot Tangsel, Selasa 4 Maret 2025.
Sugeng mengatakan, saat ini masih ada 3 mobil dinas yang belum laku di lelang dan ratusan sepeda motor juga belum laku dilelang.
Menurut Sugeng, kebijakan Walikota Tangsel, Benyamin Davnie lebih memilih menyewa kendaraan dinas didasari oleh hitung-hitungan jauh lebih hemat anggaran, karena tidak memikirkan biaya pemeliharaan dan keamanan.
“Bayangkan kendaraan yang kita beli lalu dikeluarkan biaya pemeliharaan dan biaya keamanan mencapai Rp 50 miliar. Kalau sewa tidak menanggung biaya pemeliharaan. Kalau mobil rusak diganti sama pihak penyewanya,” ujar Sugeng.
Meski begitu Sugeng menyatakan, beberapa kendaraan dinas tetap harus dibeli tidak bisa disewa. “Kalau kendaraan spek khusus seperti mobil damkar dan mobil ambulance ya tidak bisa kami sewa, harus beli,” jelasnya.
Editor : Aas Arbi