PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang yakni 35 Kecamatan masuk dalam zona rawan banjir berdasarkan hasil pemetaan BPBD Provinsi Banten. Adapun wilayah menjadi langganan banjir tersebar di 11 kecamatan berdasarkan hasil rencana kontingensi risiko bencana banjir di Kabupaten Pandeglang.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan PK) Kabupaten Pandeglang Nana Mulyana mengatakan, berdasarkan hasil penyusunan kontingensi jumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang masuk peta rawan langganan banjir sebanyak 11 kecamatan.
“Jadi ada 11 kecamatan di Kabupaten Pandeglang sudah kita petakan sebagai daerah rawan banjir. Artinya menjadi langganan banjir setiap tiba musim hujan,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Minggu, 23 Maret 2025.
Ke-11 kecamatan masuk langganan banjir itu meliputi Kecamatan Panimbang, Saketi, Patia, Munjul, Cikeusik, Sobang, Angsana, Pagelaran, Sukaresmi, Sindangresmi, dan Kecamatan Picung. Sebagian besar banjir melanda Kabupaten Pandeglang merupakan banjir kiriman.
“Dari 11 kecamatan itu jumlah desa terkena dampak bencana banjir kurang lebih sebanyak 78 desa. Itu berdasarkan hasil pembuatan dokumen Rencana Kontijensi (Rekon) Protap penanganan darurat bencana serta skenario operasi darurat bencana banjir di Kabupaten Pandeglang,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang Riza Ahmad Kurniawan mengatakan, banjir melanda Kabupaten Pandeglang itu merupakan banjir dari luapan aliran sungai.
“Luapan Sungai Cilemer, Sungai Ciliman, dan Sungai Cipunten Agung. Lalu Sungai Cangkore di Cikeusik dan Cikaret di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang yang mendominasi hampir tiap tahun menyebabkan bencana banjir,” katanya.
Selain sungai itu, masih banyak lagi tetapi yang menjadi langganan banjir itu setiap tiba hujan dari luapan aliran sungai tersebut. Kondisi ini terjadi karena terjadinya pendangkalan aliran sungai dan di muara sungai.
“Untuk penanganannya itu perlunya dilakukan normalisasi di sepanjang alirannya. Dan di muara sungai yang menuju laut,” katanya.
Selain melakukan normalisasi, perlu dilakukan pembangunan tanggul dan sodetan aliran sungai. Tanggul sangat penting mencegah terjadinya luapan aliran sungai merendam permukiman.
“Pembangunan tanggul ini sangat diharapkan oleh warga yang tinggal berdampingan dengan Sungai Ciliman dan Sungai Cilemer,” katanya.
Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan selaku Sekda Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta mengatakan, pagu anggaran untuk Dana Tak Terduga (TT) tahun 2025 sama dengan tahun sebelumnya. “Pagu anggaran untuk dana tidak terduga Rp3 Miliar,” katanya.
Fahmi mengatakan, dana TT bisa dipergunakan untuk menangani kejadian darurat, seperti bencana alam, rumah roboh, kebakaran, dan kejadian lain yang sifatnya membutuhkan penanganan cepat dan segera.
“Jadi ketika terjadi bencana alam maka dana itu bisa langsung dipergunakan. Karena memang membutuhkan penanganan yang cepat,” katanya.
Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani mengungkapkan, kalau waktu kemari ia beserta kepala OPD hadir di Kantor Kementerian PUPR untuk membahas permasalahan banjir yang terjadi di Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten bersama Gubernur Banten Andra Soni.
“Saya didampingi Asda II Nuriah, Asda III Kurnia, Kepala Dinas PUPR dan Kepala Dinas Perkim, Kepala Bappeda dan tim. Dan kita sudah berdialog dengan Menteri PU dan Menteri ATR/BPN untuk membicarakan terkait solusi penanganan bencana banjir, khususnya di Kabupaten Pandeglang dan akan dibahas secara khusus nanti tanggal 8 April dengan bapak Gubernur Banten dan Bapak Menteri di Provinsi Banten,” katanya.
Permasalahan bencana banjir ini menjadi perhatian utama dalam upaya penyelesaian permasalahan banjir di Banten, khususnya di Kabupaten Pandeglang.
“Yang kerap kali mengalami dampak signifikan akibat curah hujan tinggi dan rendahnya kapasitas drainase di beberapa wilayah. Kami berkomitmen bersama-sama mencari solusi yang tepat melalui perencanaan dan implementasi program yang terintegrasi guna mengurangi risiko banjir serta meningkatkan infrastruktur pengendalian air di daerah-daerah yang rawan bencana ini,” katanya.
Editor: Abdul Rozak