CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Menjelang 100 hari masa kerja Walikota Cilegon, Robinsar, dan Wakil Walikota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, DPRD Kota Cilegon memberikan catatan kritis terkait langkah-langkah yang telah diambil keduanya.
Meskipun DPRD menilai beberapa langkah awal mereka sudah tepat, ada kekhawatiran bahwa fokus utama tergeser oleh proyek simbolik atau yang tidak bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Wakil Ketua II DPRD Cilegon, Masduki, menekankan pentingnya Pemkot Cilegon untuk lebih mengutamakan program yang benar-benar menyelesaikan masalah mendasar yang ada di masyarakat, bukan sekadar mengejar program yang bersifat kosmetik.
“Kami melihat langkah awal ini positif, karena Walikota dan Wakil Walikota sudah mulai menginventarisasi masalah di lapangan. Mereka sering turun ke kecamatan dan kelurahan untuk melihat langsung permasalahan, seperti soal jalan dan infrastruktur lainnya. Namun, jangan sampai program yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat justru lebih diprioritaskan,” ujar Masduki.
Ia juga menyoroti pentingnya program yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat, seperti layanan kesehatan 24 jam di Puskesmas yang kini sedang dijalankan oleh Pemkot Cilegon.
Menurutnya, program semacam ini sangat dibutuhkan dan harus didorong agar terus berkembang.
“Program Puskesmas 24 Jam itu adalah langkah yang sangat baik. Kami berharap ini bisa terus dikawal agar dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” ucapnya.
Namun, Masduki mengingatkan bahwa Pemkot Cilehon juga harus memastikan agar program-program yang tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan dasar, seperti pembangunan simbolik atau proyek besar yang tidak mendesak, tidak mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih penting.
“Jangan sampai program utama justru diabaikan karena mengejar yang tidak bersentuhan langsung dengan rakyat. Itu yang harus diperhatikan,” katanya.
Masduki juga mengungkapkan bahwa RPJMD yang digunaka saat ini masih mengacu pada pemerintahan sebelumnya.
Oleh karena itu, program-program baru dari Robinsar dan Fajar diharapkan bisa dimasukkan dalam perubahan anggaran yang akan datang, agar bisa efektif dilaksanakan.
“Sekarang RPJMD masih mengacu pada pemerintahan sebelumnya. Untuk itu, program-program baru dari pak Robinsar dan pak Fajar bisa dimasukkan dalam anggaran perubahan,” pungkasnya.
Editor: Agus Priwandono











