PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Camat Mekarjaya, Kabupaten Pandeglang, Ahmad Jamaluddin Nasser, merespons gunjingan masyarakat soal sumbangannya sebesar Rp 5.000 untuk perbaikan jalan Kampung Jaha, Desa Kadubelang, Kecamatan Mekarjaya, yang dilakukan masyarakat secara swadaya.
Kata Ahmad Jamaluddin, uang Rp 5.000 darinya itu bukan sumbangan, melainkan perelek atau sumbangan spontan saat melintas.
“Jadi gini, yang namanya sumbangan dan perelek itu beda. Itu kan cuma selintasan saja, kalau nyumbang mah biasanya pakai proposal atau saya datang langsung ke lokasi,” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu, 17 Mei 2025.
Dia menuturkan, perelek sudah menjadi kebiasaan di masyarakat saat ada kegiatan bersama.
“Perelek itu spontanitas, bukan sumbangan resmi,” jelasnya.
Menurutnya, perelek tersebut adalah spontanitas, berbeda dengan sumbangan yang bersifat formal.
“Kalau sumbangan resmi itu biasanya saya datang secara resmi karena diundang. Di kegiatan lain, meskipun ada donatur pusat, saya datang kalau ada undangan resmi,” katanya.
Ahmad Jamaluddin mengaku tengah menunggu permohonan bantuan melalui proposal dari masyarakat untuk gotong royong memperbaiki jalan tersebut.
“Saya juga heran, kok ada pengerjaan jalan swadaya masyarakat, tapi enggak ada proposal. Sebenarnya saya juga nunggu,” tuturnya.
Terkait kondisi jalan yang rusak, Ahmad Jamaluddin menyebut, pihaknya sudah berulang kali mengajukan permintaan perbaikan kepada Pemkab Pandeglang, karena jalan tersebut merupakan jalan kabupaten. Namun, hingga kini belum ada kejelasan.
Sebelumnya, masyarakat Kampung Jaha menilai Camat Mekarjaya, Ahmad Jamaluddin Nasser bersikap cuek terhadap gerakan swadaya atau gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Saat masyarakat melakukan swadaya memperbaiki jalan rusak dan tembok penahan tanah, Ahmad Jamaluddin disebut tidak memberikan dukungan maupun sumbangan yang berarti.
Bahkan, ketika melintas di lokasi gotong royong, Ahmad Jamaluddin hanya memberikan sumbangan sebesar Rp 5.000 ke dalam kotak donasi.
Editor: Agus Priwandono