LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Di tengah lebatnya hutan dan medan terjal pegunungan di pedalaman Kabupaten Lebak, seorang bidan Baduy menjadi simbol ketulusan dan dedikasi.
Bidan Hana menjadi sosok yang tak kenal lelah mengabdi demi kesehatan warga adat Baduy. Setiap pekan, ia berjalan kaki berjam-jam menyusuri jalan setapak untuk mengunjungi warga di kampung-kampung terpencil demi memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
“Kadang harus jalan 1-2 jam untuk menuju kampung dan beberapa rumah. Tapi saya ikhlas, ini bagian dari tanggung jawab saya sebagai tenaga kesehatan,” ujarnya saat dihubungi RADARBANTEN.CO.ID, Senin 19 Mei 2025.
Medan yang harus dilalui tidak main-main. Jalan setapak yang licin saat hujan, tanjakan curam, serta menyebrangi sungai menjadi tantangan rutin yang harus dilalui. Namun bagi Bidan Hana, semua itu tak sebanding dengan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat adat.
Perjalanan tersebut tidak hanya menuntut fisik, tapi juga kesabaran dan pemahaman budaya. Sebagai komunitas yang menjaga adat secara ketat, warga Baduy terutama di wilayah Baduy Dalam menolak banyak bentuk teknologi dan pengobatan modern.
“Saya harus minta izin dulu ke tetua adat. Tidak semua obat boleh saya bawa. Jadi saya sesuaikan dengan pendekatan tradisional mereka,” kata Hana.
Dalam setiap kunjungannya, Bidan Hana membawa peralatan medis sederhana dan logistik dasar seperti vitamin, suplemen untuk ibu hamil, dan alat pemeriksaan kesehatan ringan. Ia biasanya membuka layanan di rumah warga atau bale kampung.
Meskipun minim fasilitas, kunjungan Hana sangat dinanti, terutama oleh ibu hamil dan orang tua yang ingin memeriksakan anak-anaknya. Ia juga memberikan penyuluhan kesehatan, mulai dari cara mencuci tangan hingga pentingnya gizi seimbang.
“Saya senang karena mereka sangat terbuka dan antusias. Bahkan ada warga yang rela menunggu sejak pagi,” tuturnya.
Hana mengaku tak pernah mengeluh soal medan atau keterbatasan. Baginya, kepercayaan warga adat Baduy adalah hal yang sangat berharga dan menjadi motivasi terbesarnya untuk terus mengabdi.
“Mereka hidup sederhana tapi punya hati yang luar biasa. Itu yang menguatkan saya untuk terus datang dan membantu,” tutupnya.
Editor: Abdul Rozak