CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mencatat sebanyak 163 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi sepanjang Januari hingga Mei 2025. Jumlah ini menurun signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cilegon, Tatang Priatna, mengatakan bahwa penurunan ini menjadi kabar baik setelah sebelumnya pada 2024, kasus DBD masih berada di atas angka 100 setiap bulannya.
“Kalau dibandingkan tahun 2024, itu dari Januari sampai Mei selalu di atas 100 kasus per bulan. Tapi tahun ini, Januari hanya 33 kasus, dan Mei tinggal 25 kasus. Semua bulan cenderung di bawah 50 kasus. Ini Alhamdulillah jadi tren penurunan,” ujar Tatang saat diwawancarai Radar Banten di Kantor Dinas Kesehatan pasa Rabu 2 Juli 2025.
Tatang menilai, tren positif tersebut tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinkes bersama masyarakat, mulai dari pemberdayaan kader pemantau jentik, kegiatan Jumat Bersih, hingga program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tingkat RT dan RW.
“Kita galakkan kader pemantau jentik di tiap rumah. Satu rumah, satu kader. Jadi pemilik rumah itu sendiri yang jadi pemantau. Kesadaran ini penting, karena DBD itu soal lingkungan. Kalau lingkungan bersih, nyamuk nggak berkembang biak,” terangnya.
Selain PSN, program lainnya yang didorong adalah ikanisasi, yakni pemberian ikan pemakan jentik di bak penampungan air. Dinkes juga menegaskan bahwa fogging atau pengasapan bukan langkah utama, melainkan pilihan terakhir.
“Kita tekankan PSN dulu. Fogging itu bukan solusi pertama. Baru kalau sudah dilakukan PSN dan masih ada kasus, baru kita lakukan fogging,” jelasnya.
Dinkes berharap, masyarakat terus menjaga kebersihan lingkungan dan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Kuncinya di kesadaran. Satu kader, satu rumah. Kita harap semua bisa jadi pemantau jentik di rumahnya sendiri,” tutup Tayang.
Editor: Abdul Rozak











