SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Direksi Bank Banten melakukan kunjungan silaturahmi atau media visit ke Graha Pena Radar Banten, Selasa, 7 Oktober 2025. Dalam kunjungan tersebut, jajaran direksi buka-bukaan mengenai kondisi terkini bank plat merah milik Pemprov Banten. Dari sebelumnya terus merugi, kini Bank Banten berhasil bangkit sejak 2023 dan mulai mencatatkan laba positif.
Kegiatan media visit ini juga menjadi ajang mempererat sinergi antara lembaga keuangan daerah dengan media lokal. Selain itu, kunjungan ini membuka ruang diskusi terbuka tentang perjalanan dan strategi kebangkitan Bank Banten dalam memperkuat kepercayaan publik.
Direktur Utama Bank Banten, M Busthami, hadir bersama jajaran direksi dan disambut langsung oleh Direktur Utama Radar Banten, Mashudi, didampingi Pemimpin Redaksi Aditya Ramadhan, dan Redaktur Radar Banten Aas Arbie.
Mashudi menilai Bank Banten terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada layanan dan digitalisasi. “Bank Banten sekarang semakin bagus. Fasilitas dan pelayanannya terus meningkat. Ke depan tinggal memperkuat sisi digitalisasi agar lebih modern dan efisien,” ujarnya.
Ia menambahkan, Radar Banten siap mendukung langkah kemajuan Bank Banten agar sejajar dengan bank daerah besar lainnya. “Kami berharap Bank Banten bisa sejajar dengan ‘kakak tertuanya’, bank-bank daerah yang sudah lebih dulu maju,” tambahnya.
Sementara itu, M Busthami menjelaskan bahwa sinergi dengan media merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan publik. “Sinergi dengan media itu penting. Kedua belah pihak sama-sama punya keuntungan. Media memberikan masukan, kritik, dan membantu kami menyampaikan informasi secara terbuka kepada publik,” ujarnya.
Busthami mengakui bahwa pemberitaan publik sedikit banyak memengaruhi citra Bank Banten. Namun, ia melihat hal itu sebagai motivasi untuk terus berbenah. “Kami ini sedang membangunkan Bank Banten yang dulu tertidur, bahkan sempat terluka. Jadi, kunjungan seperti ini membantu kami,” katanya.
Ia kemudian memaparkan sejumlah langkah strategis yang dijalankan manajemen untuk memperkuat fondasi bisnis. Dalam tiga tahun terakhir, Bank Banten memasuki fase pemulihan dengan komitmen terhadap transparansi kepada OJK dan masyarakat.
“Dulu RKUD hanya dikelola Pemprov Banten, Kabupaten Lebak, dan Kota Serang. Sekarang sudah ada tiga kabupaten yang bergabung, yakni Kabupaten Tangerang, Pandeglang, dan Serang. Bergabungnya kabupaten/kota ini memberikan dampak luar biasa. Ada pengakuan bahwa Bank Banten adalah milik masyarakat Banten,” katanya.
Terkait kerja sama dengan Bank Jatim dalam skema Kelompok Usaha Bank (KUB), Busthami menegaskan bahwa hal tersebut bukan merger atau akuisisi, melainkan strategi pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun sesuai ketentuan OJK.
“KUB ini semata-mata kewajiban regulator. Ada 11 BPD yang belum memenuhi modal inti, dan Bank Banten salah satunya. Ini bentuk komitmen kami untuk tetap tumbuh,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan Bank Banten kini fokus pada empat strategi besar: penguatan permodalan, perbaikan tata kelola, pertumbuhan bisnis, serta peningkatan SDM dan teknologi informasi. “Kami sudah beranjak ke fase berikutnya, fase yang lebih baik. Harapan kami, Bank Banten tidak butuh waktu lama untuk sejajar dengan BPD lain di Indonesia,” katanya.
Sejak 2016 hingga 2022, BUMD milik Pemprov Banten ini mencatatkan kerugian hingga Rp2,8 triliun. Namun di bawah kepemimpinan Busthami, Bank Banten akhirnya mencatatkan laba untuk pertama kalinya.
“Pada 2023 kami mencatatkan laba sebesar Rp26,59 miliar, dan di 2024 meningkat menjadi Rp39,33 miliar. Hingga September 2025, laba sementara mencapai Rp10,7 miliar dan terus naik,” pungkasnya.
Reporter: ROSTINAH











