PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Akademisi kebijakan publik dari Institut Kemandirian Nusantara (IKNUS), Arif Nugroho, menilai aksi pelesiran pejabat dan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang ke Bromo–Malang, Jawa Timur, telah mencederai etika dan keteladanan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurutnya, perilaku tersebut tidak mencerminkan sikap ASN yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat, terlebih di tengah kebijakan efisiensi anggaran daerah.
“Kalau kita bicara soal pelesiran pegawai Dinkes Pandeglang, ini bukan cuma urusan siapa yang bayar tiketnya. Ini soal rasa dan etika publik. Ketika instansi pemerintah yang tugasnya melayani kesehatan masyarakat terlihat jalan-jalan di tengah isu efisiensi anggaran, wajar kalau publik merasa terusik,” ujar Arif, Selasa (14/10/2025).
Arif menegaskan, meskipun kegiatan tersebut diklaim menggunakan biaya pribadi, aparatur pemerintah tetap memiliki beban moral dan simbolik di mata publik.
“Secara aturan mungkin tidak masalah, tapi pegawai pemerintah punya tanggung jawab moral. Publik tidak melihat siapa yang bayar, tapi siapa yang terlihat. Maka, penting bagi birokrasi memiliki kepekaan sosial,” tegasnya.
Menurutnya, perilaku aparatur turut membentuk legitimasi moral pemerintah. Bukan hanya lewat capaian program, tetapi juga dari sikap empati dan kesederhanaan pejabat publik.
“Bukan dilarang refreshing, tapi ada konteks yang harus diperhatikan—waktunya, caranya, dan bagaimana menyampaikannya ke publik,” ujarnya.
Arif memahami bahwa pegawai pemerintah juga butuh hiburan, namun ia menekankan bahwa di sektor publik, setiap tindakan memiliki makna sosial dan politik.
“Publik menilai bukan dari niat, tapi dari kesan. Apalagi ketika masyarakat masih kesulitan mengakses layanan kesehatan, wajar jika muncul reaksi keras,” katanya.
Ia juga menyarankan agar ASN berhati-hati menampilkan aktivitas pribadi di media sosial.
“Kalau mau liburan, silakan saja, tapi lakukan dengan sederhana dan tidak perlu dipamerkan. Di era media sosial, bukan hanya transparansi yang penting, tapi juga kebijaksanaan dalam bertindak,” ujarnya.
Menurut Arif, kepercayaan publik terhadap birokrasi dibangun bukan dengan kata-kata, melainkan lewat sikap yang menunjukkan empati dan rasa hormat kepada warga.
“Yang dibutuhkan masyarakat dari birokrasi bukan cuma kinerja, tapi juga keteladanan,” pungkasnya.
Sebelumnya, beredar video di media sosial menampilkan sejumlah pejabat dan pegawai Dinkes Pandeglang tengah bepergian ke Bromo–Malang menggunakan pesawat. Video berdurasi singkat itu memicu kritik publik lantaran muncul di tengah kebijakan efisiensi anggaran Pemkab Pandeglang.
Video yang sempat viral di platform TikTok itu kemudian dihapus setelah menuai komentar negatif dari masyarakat.
Reporter: Moch Madani Prasetia











