CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda terus menunjukkan dinamika.
Berdasarkan laporan resmi dari Magma ESDM, gunung api tersebut masih berada pada Level II atau Waspada.
Sejumlah parameter visual dan kegempaan tercatat dalam 24 jam terakhir, menandakan aktivitas vulkanik yang harus tetap diwaspadai.
Secara visual, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0–III. Asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, mencapai ketinggian sekitar 5 meter dari puncak.
Cuaca di sekitar gunung tercatat berawan, dengan tiupan angin lemah mengarah ke timur laut. Suhu udara berada pada kisaran 24,6–28,1 derajat Celsius, dengan kelembaban tinggi antara 80–95 persen.
Pada aspek kegempaan, tercatat:
1 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 5 mm dan durasi 4 detik.
1 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 5 mm dan durasi 7 detik.
1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1–5 mm, dominan 2 mm.
Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di bawah permukaan masih berlangsung, terutama gempa vulkanik dangkal dan tremor yang mengindikasikan pergerakan fluida magma.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menegaskan bahwa masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendekati area Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif.
Pembatasan ini diberlakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya seperti lontaran material vulkanik, gas beracun, hingga erupsi mendadak yang dapat terjadi tanpa tanda signifikan.
Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia yang dikenal memiliki siklus letusan tidak terduga.
Karena itu, pemantauan berkelanjutan menjadi aspek penting dalam mitigasi risiko bagi masyarakat sekitar.
Editor: Bayu Mulyana











