SERANG – Angka kecelakaan lalu lintas pelajar dan mahasiswa di Banten bisa dibilang tinggi. Data kecelakaan lalu lintas di Polda Banten pada tahun lalu terdapat 2.810 kasus kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 638 atau 22 persen di dalamnya melibatkan siswa dan mahasiswa.
Kasubdit Kepala Keamanan dan Keselamatan Polda Banten AKBP Sutiono menjelaskan, tingginya tingkat kecelakaan lalu litas terjadi pada pelajar dan mahasiswa. “Rata-rata mereka yang masih duduk di SMP dan SMA itu nggak punya SIM (surat izin mengemudi-red),” terangnya kepada wartawan di sela acara dialog publik Jasa Raharja bertema komitmen prime untuk pelayanan prima di Auditorium Untirta, Kota Serang, Kamis (19/6/2014).
Selain itu, faktor mudahnya mendapatkan kendaraan roda dua (R2) dengan sistem kredit uang muka murah menjadikan akses anak-anak untuk menggunakan motor lebih mudah. “Sekarang mudah dapat motor. Uang mukanya murah. Orangtuanya membiarkan, ya sudah terjadi kecelakaan,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa umumnya kecelakaan terjadi karena kelalaian manusia. “Faktor manusia mendominasi. Akibat kelelahan, melanggar lalu lintas dan konsumsi obat terlarang,” ujarnya.
Secara umum di Indonesia, kata Sutiono, jumlah kecelakaan meningkat namun korban meninggal dunia menurun sebanyak 14 persen. “Artinya, ada 3 sampai 5 orang meninggal dunia tiap harinya,” pungkas Sutino.
Hadir dalam acara ini, mantan Rektor Untirta Prof Rahman Abdullah, Kasubdit Kepala Keamanan dan Keselmatan Polda Banten AKBP Sutiono, Kepala Cabang PT Jasa Raharja Banten Ari Tjahyono, serta mahasiswa Untirta Serang. (WAHYUDIN)