SERANG – Tantowi Yahya mengaku kecewa diusir mahasiswa saat akan memaparkan materi bahaya radikalisme pada kalangan muda. Menurutnya, permintaan untuk meninggalkan lokasi tidak perlu dilakukan secara berlebihan.
“Saya kecewa karena tidak bisa memberikan paparan menyeluruh kepada para peserta seminar yang bukan saja mahasiswa tetapi perwakilan masyarakat banten,” ungkap Tantowi Yahya kepada wartawan sesaat sebelum meninggalkan kampus IAIN SMH Banten, Sabtu (13/2/2016).
Ia menjelaskan, dirinya baru saja memaparkan tentang radikalisme. “Ada penolakan dari mahasiswa itu hal biasa, tapi seharusnya mahasiswa lebih dahulu tahu maksud apa yang dilakukan sesorang (dirinya). Ketika saya mahasiswa juga begini, bukan sesuatu yang mengejutkan. Hanya saja ketika saya mahasiswa dulu, mahasiswa itu kan, agen demokrasi. Cikal bakal calon pemimpin bangsa intelektual. Salah satu ciri khas demokrasi itu dialog,” katanya.
Sebelumnya, melalui pengeras suara, mahasiswa IAIN SMH Banten menolak kedatangan dan meminta politisi Partai Golkar ini untuk meninggalkan tempat. Mahasiswa menilai kedatangan Tantowi sarat muatan politik. Sayangnya upaya Tantowi menjelaskan maksud kedatangannya dan meminjam pengeras suara, ditolak. (Fauzan Dardiri)