SERANG – Sekretaris Daerah Provinsi Banten Ranta Soeharta menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Lontar, Kabupaten Tangerang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik ke depan.
Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan investasi yang cukup menggembirakan dan didukung dengan rencana pembangunan 12 proyek strategis di Provinsi Banten sehingga tentunya akan memerlukan suplai daya listrik yang cukup besar.
“Ke depan tentunya masih akan terus dibutuhkan pembangkit-pembangkit listrik baru baik yang berbahan bakar batubara, gas maupun energi baru dan terbarukan dengan berbagai infrastruktur jaringan pendukungnya di wilayah Banten,” ujarnya, Jumat (10/6).
Ranta mejelaskan, sejalan dengan rencana 12 proyek strategis pemerintah di Provinsi Banten, tentunya penambahan pasokan daya listrik menjadi sangat penting, apalagi jika melihat tingkat pertumbuhan investasi di Provinsi Banten yang sampai saat ini tumbuh sebesar 14 persen per tahun, di mana capaian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp45,03 triliun yang terdiri dari investasi PMDN sebesar Rp10,71 triliun, PMA sebesar Rp34,32 triliun.
“Untuk investasi pada tahun 2016 ini menunjukan angka yang optimis dengan dicapainya investasi pada triwulan pertama mencapai 16,42 triliun atau melampaui target daerah sebesar 14,1 triliun,” sebut Sekda di hadapan Presiden Jokowi dan para kabinet kerjanya.
Untuk diektahui, PT PLN akan membangun PLTU di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang. PLTU yang akan dibangun di atas area 11 hektar tersebut memiliki kapasitas 1×315 megawatt dan hari ini peletakan batu pertamanya oleh Presiden Joko Widodo. Selain dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, groundbreaking juga dihadiri, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, serta seluruh jajaran direksi PT PLN (Persero) dan Bupati Tangerang Zaki Iskandar. (Bayu)