CILEGON – Minimnya para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) bagi warga Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, menjadi sorotan serius pemerintah Cilegon yang dalam hal ini Kelurahan Kepuh. Apalagi mengingat di wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah yang padat akan keberadaan perusahaan industri.
“Warga kita masih belum pandai melihat peluang yang ada untuk membantu perekonomiannya. Selain dari pola pikirnya yang masih sangat besar hanya ingin menjadi buruh perusahaan, sehingga bisa dikatakan warga sini tidak ada satupun yang berwira usaha,” ujar Lurah Kepuh, Bustanil Arifin, Selasa (19/7/2016).
Padahal, lanjut Bustanil, jika melihat keberadaan Industri yang berdiri di wilayah Kepuh, Kecamatan Ciwandan ini mestinya pemuda sekitar harus dapat memanfaatkanya dengan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan pihak industri itu sendiri.
“Mereka ini kurang ulet, dan belum bisa melihat peluang dari keberadaan bidang industri. Contohnya pastinya perusahaan butuh pembuatan seragam kerja, kartu undangan, katering makanan, ya warga sekitar harus berwirausaha di bidang garmen, percetakan, katering. Nanti pihak kelurahan yang akan memediasi kepada perusahaan untuk mendorongnya,” tegasnya.
Untuk itu terangnya, hari ini ia mengumpulkan sejumlah ketua dan wakil ketua pemuda dari masing-masing RT yang ada di wilayahnya untuk diberikan pembinaan agar menumbuhkan jiwa kewirausahaan. “Untuk bantuan modal pemerintah sudah banyak memberikan kemudahan, seperti program UPTPEM dan juga dari Bank-Bank sekitar. Yang penting jangan hanya mau jadi buruh,” katanya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kelurahan Kepuh, Muhammad Saadudin Islam mengakui mayoritas warga Kepuh lebih memilih bekerja di Pabrik industri dibandingkan berwirausaha. “Masyarakat sini lebih memilih cari yang instan, walau cuma jadi buruh pabrik,” katanya. (Riko)