Pernikahan merupakan gerbang kebahagiaan bagi setiap pasangan. Mewarnai hidup dengan saling mencintai dan tidak bisa di pisahkan layaknya sepasang sayap burung merpati. Tapi tidak seperti pasangan ini, Vina (25) dan Yanto (26) panggil saja dengan nama samaran.
Di awal pernikahan, Vina dan Yanto sangat bahagia karena akan hidup bersama dalam satu rumah. Tapi, keterpurukan mulai terjadi setelah usia pernikahan mereka menginjak satu tahun. “Saya sangat mencintai Yanto, saya berusahan menjadi istri yang baik untuk Yanto. Segala kebutuhannya saya siapkan, pulang kerja walaupun larut malam saya tetap menunggunya. Tapi saya tidak mengerti kenapa Yanto selalu sibuk dan lembur selama beberapa minggu, kadang tidak pulang sama sekali,” curhat Vina tentang suaminya.
Yanto bekerja di salah satu perusahaan besar di Anyer-Cilegon. Alasan yang di berikan Yanto selalu sama ketika menghadapi istrinya. Tapi sifat dan tingkah lakunya tidak berbeda sejak awal pernikahan, ia tetap mencium Vina ketika akan berangkat kerja, dan memeluk Vina ketika pulang kerja.
Di hari ulangtahun Vina,Yanto memberikan sebuah kalung dan tiket liburan ke Bali. Rasa bahagia tidak bisa terbendung oleh Vina karena kejutan yang ia dapat. “Saya senang sekali bisa liburan ke luar kota, saya berpikir sekalian bulan madu dengan Yanto,” tuturnya.
Ketika sedang bersiap-siap pergi bersama, Yanto mendapat telfon dari kantor yang mengharuskan Yanto pergi ke Bandung. Rasa kecewa menghampiri Vina, bagaimana bisa Vina pergi seorang diri sedangkan tiket liburan untuk dua orang.
“Saya kesal, marah dan kecewa. Harusnya itu jadi waktu bahagia saya dan suami, kenapa sih urusan kantor lebih di pentingkan Yanto?! Akhirnya saya pergi berlibur dengan adik kandung saya yang ada di Serang,” cerita Vina penuh penekanan.
Yanto sempat meminta maaf kepada Vina karena harus pergi ke Bandung menyelesaikan tugasnya. Akhirnya mereka sepakat berangkat dengan tujuan yang berbeda. Selama satu minggu Vina berlibur di Bali, sedangkan Yanto sibuk dengan pekerjaannya di Bandung selama seminggu lebih.
“Waktu saya pulang duluan, saya berencana membuat kejutan untuk Yanto. Saya rindu dengan Yanto, saya belikan banyak baju dan makanan untuknya. Saya hias kamar agar lebih rapih dan berbeda, supaya saat Yanto pulang, dia senang dan makin mencintai saya,” kata Vina.
Saat Yanto tiba di rumah, Vina melihat Yanto dengan pakaian santai seperti habis liburan, wajahnya tidak kelihatan lelah dan aroma bajunya sangat wangi tidak seperti biasanya. “Saya tanya waktu itu, mas darimana? Jawabnya, kerja sayang. Sambil mencium kening saya lalu masuk ke kamar,” jelasnya dengan sedih.
Yanto tidak merasa istimewa dengan semua kejutan yang Vina berikan. Yanto cuek dan menganggap semuanya biasa saja. itu yang membuat Vina kesal dan jengkel. Dari situ, sikap Yanto berubah, segalanya minta di ikuti seprti seorang raja.
Aktivitas berjalan lagi, Vina menjaga rumah dan Yanto pergi bekerja. Lemburan yanto semakin banyak dan ia jarang pulang kerumah. Terkadang dua hari Yanto tidak pulang dan hanya sekali mengabari Vina. “Saya itu heran ya, mana ada perusahaan yang membiarkan lembur pegawainya sampai dua hari di kantor? Saya sempat berniat menyusul Yanto ke kantor tapi itu di larang olehnya, alasannya tidak sembarangan orang bisa masuk ke kantor,” cerita Vina jengkel.
Hari demi hari berganti, minggu demi minggu, hingga bulan demi bulan. Kesibukan Yanto terus berjalan selama tiga bulan lebih lamanya. Vina semakin jenuh dengan pekerjaan Yanto dan menyuruh Yanto bekerja di tempat lain, tapi tidak Yanto dengarkan.
Suatu pagi ketika Yanto sedang bersiap pergi ke kantor, Vina menemukan hp Yanto di dalam lemari kamar dan ada empat panggilan tak terjawab dari kantor. “Saya pikir itu penting, makanya saya berjalan ke meja makan memberikan hp ke Yanto. Tapi belum sempat saya membuka pintu kamar, kantor menelfon lagi, lalu saya angkat. Sayang sudah jalan? itu suara wanita yang keluar dari ponsel. Saya lemas tidak berdaya, saya jatuh di depan pintu sambil menahan tangis melihat hp Yanto,” curhat Vina.
Ketika Yanto selesai makan, ia mencari hpnya di lemari tapi tidak ia temukan. Vina memberikan hpnya dan bertanya sambil menahan isak tangis. “Saya nggak bisa marah, karena kalau marah tidak akan menyelesaikan masalah. Saya tanya baik-baik, kantor itu siapa? Apa ada orang kantor yang memanggil kamu sayang? Yanto diam tidak bisa beralasan, dia mengambil kasar hp yang di tangan saya lalu pergi begitu saja,” cerita Vina mengigat kejadian itu.
Vina menunggu Yanto pulang kerja hingga larut malam. Marah, sedih, kecewa sudah menjadi satu di hati Vina. Keputusan Vina yaitu mengalah, berharap agar Yanto mau pulang kerumah dan meminta maaf. Tapi ketika Yanto pulang, Vina yang meminta maaf sudah lancang memegang hpnya. “Entah sabar atau bodoh yang ada di otak saya. Saya begitu mengalah karena terlalu mencintai Yanto. Saya meminta maaf, tapi dia balik marah kepada saya. Seharusnya dia yang meminta maaf,” katanya.
Kesabaran Vina sudah tidak tertahankan, ia menangis dan berteriak di depan muka Yanto. Tanpa sadar Yanto memukul kepala Vina, lalu meninggalkannya. Tidak mengerti apa yang terjadi dengan sikap Yanto, begitu tega erlakuan kasar yanto ke istrinya.
Setelah kejadian itu, perang dingin terjadi. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Yanto. Vina tetap sabar melayani suaminya, walau hatinya pilu menjadi wanita kedua. “Saya ini seorang istri, saya berusaha menjadi yang terbaik buat suami saya. Semua masalah saya jauhkkan dari kuping keluarga saya dan Yanto. Saya berharap dengan kesabaran saya, Yanto bisa berubah dan berbalik kepada saya,” jelas Vina
Tidak di sangka, Yanto mulai berani melefon wanita yang bernama kantor di kontak hpnya. Hati Vina pilu mendengar kata sayang yang Yanto lontarkan. “Di bilang tidak tahan, memang iya. Mau marahpun percuma, yang ada saya di pukul lagi. Saya pernah bicara, mas saya ini istri kamu tolong jaga perasaan saya, saya menncintai kamu tulus. Bahkan kamu cacatpun saya tetap setia. Tapi Yanto diam dan pergi,” curhatnya.
Dimana hari ulangtahun Yanto, Vina sengaja memasak makanan kesukaan suaminya sebelum Yanto pulang kerja. Harapan Vina masih sama, suaminya berbalik minta maaf dan memulai lembaran yang baru bersamanya. Tanpa di sangka suaminya pulang membawa hadiah yang membuat Vina syok. Perempuan yang selama ini Yanto sembunyikan, kini tampil di hadapan Vina. Vina begitu kecewa dengan harapan yang ia buat. Vina marah dan mengeluarkan kata-kata kasar di depan Yanto dan perempun itu.
“Saya stress dengan kejadian itu, sangat merugikan hati. Tidak tahan dengan perlakuan Yanto, saya tidak sengaja mengeluarkan kata-kata kutuk ke Yanto dan perempuan itu. Di saat itu Yanto memutuskan hubungannya dengan saya, ia menggugat cerai saya. Saya tidak mengerti salah saya apa? Berarti selama ini dia hanya bohong mencintai saya. Saya berpisah dengan Yanto di tahun 2014, dan sampai saat ini saya tidak pernah mendengar kabarnya lagi, tidak lupa dendam ini masih ada di hati saya,” kata Vina dengan sedih. (Bita-Zetizen/Radar Banten)