SERANG – Seorang mahasiswa Fakultas Teknik Untirta ditemukan terpenggal di ruas Jalan Raya Serang-Cilegon pada Sabtu (11/2) dini hari. Kepalanya terpisah dari badan. Polisi menduga, kematian korban Putra Pratama akibat kecelakaan.
Kasus ini diketahui setelah beberapa warga Desa Pelamunan, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, menemukan jasad tanpa kepala di ruas Jalan Raya Serang-Cilegon menjelang subuh. Posisinya tengkurap di tengah jalan di lajur arah Kota Serang.
Tak jauh dari jasad tanpa kepala, berjarak sekira sepuluh meter, warga menemukan potongan kepala korban. Di tengah jalan lajur arah Kota Serang, sepeda motor Yamaha Mio A 2311 RX warna merah-putih yang dikendarai Putra Pratama serta sebuah helm warna hitam ditemukan dalam kondisi utuh.
Informasinya, sebelum tewas tragis, Putra Pratama hendak pulang ke rumah orangtuanya di Kompleks Taman Cimuncang Indah (TCI) Blok F 20/02, RT 04 RW 15, Kota Serang. Selama ini, Putra Pratama indekos di Kota Cilegon, tak jauh dari Fakultas Teknik Untirta.
“Almarhum memang kos di Cilegon, dia kan mahasiswa teknik. Setiap weekend pulang (ke rumah orangtuanya-red),” kata teman satu kompleks dengan korban yang mengaku bernama Igoy pada Sabtu malam.
Oleh warga, kasus ini kemudian dilaporkan kepada polisi. Anggota Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) Polres Serang kemudian mengevakuasi kepala dan jasad Putra Pratama ke rumah sakit dr Dradjat Prawiranegara, Kota Serang.
“Ibunya histeris. Almarhum anak pertama. Kebanggaan lah, sebentar lagi selesai kuliah,” tambah Igoy di rumah duka.
Radar Banten tak bisa menemui keluarga atau orangtua Putra Pratama. Seusai dimandikan dan disalatkan, jenazah korban langsung dibawa ke kampung halaman orangtuanya di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, untuk dimakamkan. “Jam sembilan pagi disalatin. Dikubur di Malingping. Keluarganya pada di sana semua,” tutur Igoy.
Saat ini, polisi menduga, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab Putra Pratama tewas dengan tragis. “Katanya, di punggungnya ada bekas ban, tapi tanya langsung saja besok sama orangtuanya. Takut salah. Masih simpang siur, ada yang bilang dibegal juga,” tutur Igoy.
Percikan darah memang ditemukan beberapa meter dari potongan kepala dan jasad korban. Namun, tidak ada bekas jejak ban kendaraan yang terkena darah korban di aspal Jalan Raya Serang-Cilegon.
Soal itu, Kasatlantas Polres Serang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Lucky Permana Putra belum bisa dikonfirmasi soal kasus yang menimpa Putra Pratama. “Masih dikjur (pendidikan kejuruan-red). Ada apa?” katanya balik bertanya melalui pesan singkat.
Kasatreskrim Polres Serang Kota AKP Panji Firmansyah mengaku akan mengecek ada tidaknya dugaan kejahatan terhadap korban. “Saya dengar memang kecelakaan. Coba nanti saya cek dulu,” katanya.
Sementara, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKFM) RS dr Dradjat Prawiranegara dr Budi Suhendar SpF mengakui telah melakukan visum luar. Pihaknya tidak menemukan ada tanda bekas ban kendaraan pada bagian punggung atau dada korban. Sebaliknya, tim forensik menemukan luka goresan.
“Sementara ini tidak ada (bekas ban kendaraan di jasad korban-red). Kami juga belum keluarin hasil resmi visumnya,” jelas dr Budi.
Soal kepala korban yang terpenggal, dr Budi menduga, diakibatkan oleh kekerasan benda tumpul. “Jika dikaitkan dengan satu peristiwa dugaan kecelakaan, masih bisa masuk,” tegasnya.
Dokter spesialis forensik itu enggan berspekulasi ketika ditanya soal kemungkinan Putra Pratama menjadi korban pembunuhan. “Kami masih pendalaman, kami akan periksa. Kalau ada kemungkinan itu (korban dibunuh-red), akan disampaikan melalui visum resmi. Pernyataan seperti itu bukan dari kami,” pungkas dr Budi. (Merwanda-Agus P/Radar Banten)